GILI, GILE, GILANI

|| || ,,,,,,,,,,,,,, || Leave a komentar
Perjalanan kami mulai dari terminal Tirtonadi (Surakarta) menunggu bus dari jam 19.00 wib sampai 22.00 Wib akhirnya kami pun naik bus jurusan Surabaya. hari Rabu, 14 Agustus 2013 5 jam sebelum itu saya Arif ‘Cacing’ Winata berangkat dari rumah ke sekret pukul 14.00 wib janjian berangkat berdua bersama Ali ‘Catok’ Muqoddas. Di sekret kami mempersiapkan segala kebutuhan yang kami anggap cukup penting untuk perjalanan kami ini. Awalnya tujuan kami langsung menuju banyuwangi akan tetapi bus yang menuju banyuwangi sudah habis kami pun berangkat ke Surabaya dulu. Perjalanan kurang lebih 5 jam kami pun tiba di terminal bungurasih Surabaya. Lalu kami lanjutkan mencari bus dengan tujuan banyuwangi. dan kami sempat bingung mau naik bus langsung ke bali atau turun di banyuwangi dulu, setelah tanya sana sini harga tarif busnya kurang cocok dengan budget kami...hee, akhirnya kami putuskan menghubungi teman – teman Mupalas (Unmuh Surabaya). Sampai sekretariat Mupalas baru pukul 07.00 wib pagi, di situ kami transit sebentar sambil menunggu waktu sore hari untuk perjalanan menuju banyuwangi. Sedikit info karena transportasi yang dari pelabuhan Gilimanuk-padangbay hanya ada pukul 01.00 – 03-00 wita. Dari Mupalas kami berangkat dari bungurasih lagi, rencana awal naik bus langsung ke banyuwangi ternyata busnya hanya sampai probolinggo, sampai di terminal probolinggo pukul 19.00 wib kami mencari bus yang ke arah banyuwangi / ketapang. Ternyata bus yang kami tumpangi hanya sampai terminal ketapang, alhasil kami pun ganti angkutan yang lebih mirip kendaraan pribadi dari terminal ketapang menuju pelabuhan ketapang dengan ongkos Rp 6.000 kami sudah sampai di pelabuhan ketapang. Sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh, tapi karena sudah terlalu lama di bus dari surabaya sampai banyuwangi yang hampir memakan waktu 12 jam kami pun nyerah dan naik angutan umum dari terminal ketapang unutk menuju pelabuhan ketapang.

Awalnya kami ingin menumpang truk – truk yang ke arah mataram supaya menghemat cost perjalanan. di depan pintu masuk pelabuhan kami malah kami ketemu calo truk yang meminta ongkos dari ketapang sampai mataram 175rb per orang, langsung saja kami tolak mentah – mentah, karena menurut info dari teman – teman Mupalas paling hanya uang rokok ato 50rb saja uda bisa. karena kami tidak langsung ketemu dengan supir truknya kami pun naik kapal dengan cara legal beli tiket ketapang – Gilimanuk seharga Rp 6.500 perjalanan kurang lebih 45menit.
Sampai di gilimanuk pun kita tepat waktu pukul 02.30 wita setelah keluar dari pelabuhan kami sempat tertahan oleh brimob dan petugas yang memeriksa setiap orang yang akan masuk atau melewati Bali. Disitu kita di mintai tanda pengenal (SIM/KTP/KTM/dsb) sempat kesulitan dan tidak boleh masuk ke bali saat menunjukan kartu identitas karena yang saya bawa hanya kartu perpus, kartu tanda anggota (KTA) MALIMPA, tapi karena petugas melihat bawaan saya adalah tas carrier dia pun langsung bilang kesaya,”mau mendaki ya mas?’’. Saya jawab saja “iya”. Akhirnya petugas pun hanya bilang,”nanti kalo ada apa – apa cari seribu satu alasan saja mas”, oh siap pak. Hahaha..kami pun langsung naik ke angkutan yang langsung menuju pelabuhan padangbay. Perjalanan kurang lebih 3 jam dari gilimanuk ke padangbay dengan ongkos Rp 50.000 kami pun tiba di ujung timur pulau bali pukul 06.00 wita. Lebih hemat angkutan yang langsung begini dari pada harus ganti – ganti angkutan.

Di padangbay kami istirahat sejenak untuk melegakan pantat kami yang sudah penat karena dari kemarin sore mulai dari surabaya-probolinggo-banyuwangi-gilimanuk-padangbay hampir 24 jam kami di bus. Di mushola sekitar pelabuhan padangbay kami bersih-bersih dan mengisi perut dengan sepotong roti yang kami beli di pelabuhan ketapang kemarin, sampai pukul 07.30wita kami pun langsung masuk ke pelabuhan untuk membali tiket dari pelabuhan padangbay ke pelabuhan Lembar Lombok dengan harga Rp 36.000 kami naik kapal feri lagi dengan lama perjalanan 4,5jam. Pukul 08.00 wita kami baru naik ke kapal karena harus antri dengan kapal yang akan bersandar. di atas kapal yang cukup terik karena sengatan matahari pukul 10 kami pun tetap bersemangat karena ini pertama kalinya kami ke lombok. :-) 

Sampai di pelabuhan Lembar pukul 12.30 wib perjalanan laut yang cukup membuat mual karena siang itu ombak cukup besar, kami pun istirahat di mushola sekitar pelabuhan sambil menghubungi teman yang ada di Univ Muhammadiyah Mataram. karena masih libur lebaran teman – teman dari mapala UMM masih banyak yang pulang kampung kami pun memutuskan naik transportasi umum untuk menuju UMM. Kami keluar pelabuhan untuk mencari transportasi yang dapat membawa kami ke UMM kami pun dapat transportasi sejenis colt dengan biaya Rp 35.000 mengingat penumpang yang dia bawa hanya kami berdua kami pun memaklumi sekaligus itung – itung amal. :-). Sampai di UMM pukul 14.30 wita kami langsung menuju sekretariat Mapala UMM yang berada paling ujung di belakang kampus. Kami pun di sambut hangat oleh temen – temen mapala UMM. Ternyata yang berkunjung disitu tidak hanya kami saja, sebelumnya sudah ada teman – teman dari mapala Astadeca depok yang baru turun dari pendakian Rinjaninya.
Sambil ngobrol ternyata teman – teman dari astadeca pun juga ada rencana mau ke gilitrawangan kami pun senang ada barengan karena cukup menghemat biaya juga melihat transportasi di lombok yang kalo tidak banyak orang akan lumayan mahal.
Esok harinya 16 agustus 2013 kami pun melanjutkan perjalan ke gili trawangan bareng dengan teman – teman astadeca. Malam hari sebelumnya kami sudah di hubungkan dengan taksi yang akan membawa kami ke pelabuhan berikutnya menyebrang ke gili trawangan. Sebelum meninggalkan UMM kami berpamitan dengan teman – teman UMM dan tak lupa ucapan terima kasih untuk sambutan hangatnya.
Dari UMM ke pelabuhan bangsal kurang lebih satu jam dengan menggunakan taksi argo Rp 100rb rupiah akhirnya kami pun sampai di lembar pukul 14.00wita karena kami berangkat dari UMM pukul 12.45 wita. Selain gili trawangan sebenarnya masih ada gili meno dan gili air, tapi kami tetap pada rencana awal tetap ke gili trawangan. Dengan tiket kapal Rp 10rb rupiah perjalanan laut kurang lebih satu jam kami pun tiba di gilitrawangan. Karena sudah cukup sore kami sampai, kami pun berpencar dan ada yang menelpon mencari penginapan dengan budget yang paling rendah. 

Sampai pukul 5 sore lebih kami belum dapat penginapan karena mengingat juga ini ada musim liburan dan perburuan penginapan harus lebih ekstra keras, akhirnya dapat juga walaupun kurang dari yang diharapkan setidaknya dapat menampung kami semalaman karena biaya yang kami keluarkan cukup Rp 20rb setiap orang karena kami berlima jadi harga penginapan kami 100rb rupiah..haha. fasilitas yang kami dapatkan pun seadanya dengan kamar ukuran 3 x 2,5 M di isi dengan kasur yang di sediakan penyewa plus dapat bonus kipas angin. Kami berbagi tempat berlima 4 laki – laki, 1 cewek. Memang gilitrawangan pada saat itu adalah musim dingin di Eropa dan Amerika alhasil bule – bule pun mencari daerah yang beriklim tropis, selain itu Lombok dan sekitarnya juga menjadi tempat favorit setelah Bali jadi tidak heran kenapa lombok menjadi sangat ramai. Malam harinya kami pun jalan – jalan di sekitar gili trawangan, rencananya sambil mencari makan malam. Ketika berjalan melewati satu dua kedai kami (saya dan catok) tercengang melihat harga dengan bandrol dollar yang di daftar menu ditempel di kedai – kedai tersebut. Benar saja untuk makan sepotong ikan tuna 100gram kita harus keluar 50rb, kami pun melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dan berharap tidak menemui kedai yang serupa. Ternyata semakin jauh semakin mahal dan hasilnya pun sama saja, akhirnya kami berlima pun balik kanan untuk makan di pasar tradisional yang ada di sekitar gili trawangan juga. Tapi yang makan malam di situ pun hanya teman – teman dari astadeca, saya dan catok pun kembali ke penginapan untuk memasak. Karena dari awal kami sudah membawa perbekalan sendiri. Mie dan beras..haha.

Pagi harinya kami langsung ke loket untuk cari tiket kembali ke pelabuhan bangsal. Karena teman – teman astadeca juga mengejar jadwal pesawat mereka yang akan ke jakarta pukul 13.00wita. sembari menunggu kapal bersandar tak lupa kami sempatkan moment berfoto bareng di “Welcome Gili Trawangan” ..hehe.
Saat kapal ada yang mau bersandar saya terkagetkan oleh sms dari teman satu angkatan yang isinya “ mas Wereng nang lombok lho...” hehe, tanpa pikir panjang catok langsung menelpon mas wereng(Eko Wahyudi Diklatsar XV). Dan ternyata kebetulan juga mas wereng juga ada di sengigi, pantai yang tidak terlalu jauh dari pelabuhan bangsal. Setelah kapal yang kami tumpangi bersandar di pelabuhan bangsal mas wereng pun ternyata sudah berada di tepi pantai bersama Om nya yang tinggal di senaru (lereng Rinjani). Setelah ngobrol kesana kemari kami pun berpamitan dengan mas wereng dan Om nya, dan tentunya bertambah tebal kantong kami setelah bertemu mas wereng...hehehe.
Masih berlima kami naik cidomo(andong) dari pelabuhan bangsal sampai di tempat ngetemnya angkot yang ke arah kota, naik cidomo 25rb buat lima orang lebih baik dari pada harus jalan kurang lebih satu kilometer. Lalu kami pun naik angkot yang ke arah terminal mandalika, tapi sebelum terminal mandalika teman – teman dari astadeca turun di pasar oleh – oleh, akhirnyanya kami pun berpisah disini. Sampai diterminal mandalika kami turun di depan, karena angkutannya sudah ada di depan terminal. Hampir 2 jam kami menunggu di angkutan tersebut. Karena baru kami penumpangnya, dua jam menunggu akhirnya ada 2 teman dari jakarta yang kebetulan baru turun dari rinjani sama seperti teman astadeca yang tadi. Dari terminal mandalika sampai di pelabuhan lembar dengan tarif Rp 25rb kami pun berangkat. Sampai di pelabuhan lembar kami bertemu dengan seorang dosen yang hendak ke surabaya. setelah basi basi yang saat itu di pelabuhan lembar sudah pukul 16.30 wita kami pun memutuskan untuk berlima naik bareng di kapal nantinya, karena pada saat turun di pelabuhan padang bay malam hari angkutan umum sudah tidak ada, yang ada hanya mobil carteran. Benar saja setelah naik feri dari lembar – turun di padang bay pukul 22.00 wita kami sudah kehabisan angkutan umum. Di padang bay pun kami jadi ber enam, kami ber 2, dua dari jakarta, 1 dari bandung, 1 dosen yang mau ke surabaya tadi. 1 dari bandung ini ketemu diatas kapal dari lembar – ke padang bay.
Sampai di padangbay pukul 22.00 wita kami berenam duduk seperti orang bingung..haha, karena menunggu mobil yang kalo beruntung dapat kami tumpangi dengan ongkos 40rb per orang sampai terminal ubung. Calo di sekitar pelabuhan padangbay pun semakin eneg melihat ada penumpang “kleleran” di pinggir jalan. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih satu setengah jam datang mobil alpard yang dapat kami tumpangi sampai ubung dengan perjalanan kurang lebih satu setengah jam kemudian kami sampai di terminal ubung. Dini hari sampai terminal ubung terasa sekali badan rasanya “digebukin”, dari kami berenam pun berpencar mencari tempat buat mengistirahatkan sejenak badan ini. 3 orang dari rombongan ini mereka mengajak kami makan di sekitar terminal. Karena keterbatasan dana yang waktu itu tinggal 24rb uang kami berdua kumpulkan, akhirnya kami pun memasak perbekalan kami yang tersisa. Beras dan mie instan. Tidak perduli orang – orang di sekitar terminal melihat kami yang penting perut ini dapat terisi sembari menunggu pagi sambil menunggu teman dari malang yang kerja di bali, karena kami sudah janjian akan mampir ke tempat dia.
Dari jam 01.30 wita sampai pukul 09.00 wita kami di terminal ubung dan sedangkan teman dari jakarta sudah meninggalkan kami dari jam 06.30 wita, dosen yang kesurabaya juga begitu, hanya teman dari bandung yang terakhir meninggalkan kami pukul 08.00 wita. Akhirnya pukul 09.00 wita pun ada sms masuk “metuo nang ngarep terminal cing...”. teman dari malang pun datang dan kami pun dibawa ke kost an di untuk sekedar mampir. Setelah sampai di kost annya ternyata dia tinggal bersama seniornya, ya teman dari malang ini adalah khoirul anwar anggota Dimpa UMM. Di tempat khoirul (irul) kami menginap satu malam, sekedar menyegarkan badan yang dari kemarin tubuh ini kurang di manjakan. Karena pagi harinya irul berangkat kerja kami pun juga langsung berpamitan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Karena irul terburu – buru kerja dan tidak dapat mengantar kami ke terminal, kami pun mencari tumpangan yang dapat membawa kami sampai terminal. Catatan karena di bali tidak semudah ada angkot seperti di jawa. Kami pun menumpang carry bak terbuka.
Sampai di terminal ubung catok langsung mencari ATM karena pagi harinya dia mendapat transferan jatah uang saku dari rumahnya. Akhirnya kami pun dapat melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan gilimanuk. Tarif ubung-gilimanuk 35rb dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam. Ditengah perjalanan dari ubung-gilimanuk pun sempat menimbulkan kecurigaan, jangan – jangan bus yang kami tumpangi ini tidak sampai di gilimanuk. Ternyata tidak kami di pindak dengan mobil colt yang menuju ke gilimanuk. Ada serunya juga ketika kami di pindak ke colt kami bertemu dengan turis asing asal irlandia yang akan berselancar ke parangtritis jogjakarta. Akhirnya perjalan dari bali sampai ketapang pun ada teman lagi walaupun bagi kami sulit untuk berkomunikasi...ahaha. pas sampai di gilimanuk catok pun mencoba mengajak berkomunikasi dengan si bule. “ what are you going?’’. Si bule menjawab “I am going to parangtritis”. Catok pun menjawab “ yesss, you and we same same...”. akhirnya saya tanya catok “ same same opo tok?”. Sama sama cing.. “emang bener tok..” catok pun menjawab lagi “mbuh, ho’o yak e..”...haha.
Sampai di gilimanuk ternyata si bule mau naik kereta untuk menuju jogjakarta, akhirnya kami pun antarkan dia ke stasiun ketapang yang jaraknya kurang dari 500meter dari pelabuhan ketapang. Ternyata kereta tidak tersedia untuk hari itu, akhirnya si bule pun kami tinggalkan di stasiun dan kami pun melanjutkan perjalanan ke solo naik dengan bus secara estafet. Ketapang – probilinggo-surabaya- solo.
Oleh : NIA 09.26.002 MPA / Cacing