” Disaster Preparedness Training for Community “

|| || ,,,,,,,,, || Leave a komentar


ACT (Aksi Cepat Tanggap)
” Disaster Preparedness Training for Community “
            Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari gugusan kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kondisi geografis Indonesia yang dihimpit oleh Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta tempat bertemunya lempeng benua Asia dan lempeng benua Australia, menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran ring of fire in the world yaitu Negara yang dilewati jalur cincin api, akibatnya Indonesia sering mengalami bencana erupsi Gunung api, gempa bumi, tsunami, dsb. hal tersebut terjadi karena Indonesia sebagai titik bertemunya lempeng benua sehingga pergerakan yang ditimbulkan oleh lempeng tersebut mengakibatkan patahan, tubrukan lempeng maupun lipatan yang memicu terjadinya bencana dipermukaan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya pengetahuan untuk mengatisipasi datangnya bencana yang bisa datang kapan saja.
            Pengetahuan mengenai menejemen bencana sangat diperlukan bagi masyarakat Indonesia, untuk itu ACT (aksi cepat tanggap) sebagai salah satu lembaga dibidang kebencanaan berusaha mengenalkan pengetahuan tentang menejemen kebencanaan dalam upaya menghadapi bencana alam di Indonesia, terutama ke daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak dari bencana tersebut seperti kota Solo. Kota Solo sebagai kota terpadat kedua di Jawa Tengah setelah kota Semarang, secara geografis terletak di sebelah timur Gunung Merapi yang hanya berjarak 45 km dari puncak Merapi, Gunung Merapi merupakan Gunung api paling aktif di dunia karena setiap tahunnya gunung tersebut memuntahkan lahar panas dan abu vulkanik atau yang biasa dikenal sebagai wedus gembel. selain Gunung Merapi kota Solo juga dilintasi sungai Bengawan Solo yang terkenal lewat lagu ciptaan Alm Gesang. Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di pulau Jawa yang mengalir ke utara sampai pesisir Tuban, walaupun kota Solo terletak di hulu sungai akan tetapi jika hujan datang air limpasan dari Bengawan Solo juga kerap merendam sebagian wilayah Kota Solo. 
            Untuk itu pada tanggal 24 November 2012, ACT menyelenggarakan seminar kebencanaan dengan tema DISASTER Preparedness training for community di hotel Agas Solo. MALIMPA mendelegasikan 5 anggotanya untuk mengikuti seminar ini untuk menambah wawasan tentang ilmu  kebencanaan. pada materi pertama dijelaskan tentang pentingnya menggerakkan potensi masyarakat lokal dalam penanganan bencana dalam perspektif CBDRM. Jadi tujuannya menciptakan masyarakat sebagai basis utama dalam penaganan bencana dan mendorong masyarakat lokal dalam penanganan bencana. dan dilanjutkan dengan pelatihan kesiapsiagaan kebencanaan berbasis kemasyarakatan. kemudian materi yang terakhir yaitu bagaimana merencanakan kontinjensi dan manajemen darurat ketika bencana itu terjadi, dalam materi ini kita diberi gambaran tentang apa itu rencana kontinjensi, kapan rencana tersebut dilakukan dan proses apa saja yang ada di dalam rencana tersebut.
            Kontinjensi merupakan suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa rencana kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi tersebut. Setelah kita mengetahui apa itu rencana kontinjensi barulah kita melakukan penyusunan rencana kontinjensi. Penyusunan rencana kontinjensi dapat dilakukan segera setelah ada tanda-tanda awal akan terjadi bencana atau ketika sudah adanya peringatan dini.

Oleh : Ali Muqodas
NIA : 09.26.001 MPA