Perkembangan Sekretariat MALIMPA Dari Masa Ke Masa

|| || || Leave a komentar
Mungkin bagi mereka para pendiri MALIMPA tidak akan pernah membayangkan apa yang telah mereka mulai dulu ketika pertama kali merintis pendirian MALIMPA akan bertahan sampai sekarang dengan berbagai macam hambatan dan cerita kesuksesan yang telah membentuk anggota-anggota MALIMPA dari masa ke masa. Dulu MALIMPA didirikan dengan segala macam keterbatasan, mulai dari waktu, pendanaan, peralatan dan keterbatasan gerak karena birokrasi kampus yang begitu mengekang. Perjalanan MALIMPA sebagai organisasi mapala yang benar-benar muslim sehingga menarik perhatian masyarakat desa yang dikunjungi dan juga teman-teman yang sehobby membuat MALIMPA bisa dikenal dan mengenal banyak orang tidak segampang membalikan telapak tangan. Hambatan yang terkadang menjadi sebuah spirit selalu saja ada, dan hal itu membuat begitu berbekasnya MALIMPA dalam diri anggotanya.
Sebuah organisasi mutlak membutuhkan sebuah tempat berkumpul untuk menambah intensitas berkomunikasi antara anggotanya, lebih dari itu tempat berkumpul atau yang lebih sering disebut sekretariat merupakan sebuah simbol organisasi. Segala keterbatasan IKIP Muhammadiyah Surakarta tempat bernaungnya MALIMPA berimbas pada keberadaan MALIMPA sendiri. Tempat kuliah yang dipakai secara bergantian dengan SMP Muhammadiyah di Kerten, kekuatan finansial merupakan contoh keterbatasan-keterbatasan yang ada di IKIP Muhammamdiyah pada waktu itu. Berbagai macam keterbatasan yang ada tak membuat semangat para perintis MALIMPA pada waktu itu tak patah arang, dengan segala upaya dan ketersediaan yang ada MALIMPA pada saat itu tetap memberikan warna tersendiri dalam kehidupan kampus. Sehingga di awal-awal MALIMPA sekretariat yang ada bersifat nomaden, di ruang kelas yang kosong atau dihalaman sekolah digunakan sebagai tempat nongkrong para MALIMPA saat itu untuk mendiskusikan pengembangan MALIMPA. Dan nyatanya MALIMPA tidak mati, MALIMPA masih mampu mengadakan terobosan-terobosan dalam kegiatanya. Dari halaman sekolah dan ruang-ruang kelas yang kosong pernah melahirkan kegiatan susur bengawan solo I, hiking Sarangan-Magetan, hiking di Telomoyo dan banyak kegiatan-kegiatan lainya.
Di tahun 1981, seiring semakin eksisnya MALIMPA dalam upaya mengembangkan diri sekaligus mengenalkan almamaternya kepada masyarakat luas serta tentu saja berkembangnya IKIP Muhammadiyah Surakarta disewakanlah bangunan di samping rel bengkong di jalan Slamet Riyadi sebagai pusat kegiatan mahasiswa. Dengan keberadaan sekretariat MALIMPA, secara langsung telah memberikan motivasi dan sebuah pengakuan yang sangat besar terhadap keberadaan unit-unit kegiatan mahasiswa(UKM) yang ada, walaupun saat itu hanya ada 4 UKM yaitu MALIMPA, Menwa, Teater Kidung dan Mentari(Lembaga Pers Mahasiswa). Dengan keberadaan pusat kegiatan mahasiswa membuat semangat mengembangkan MALIMPA semakin membara, pengembangan baik dari segi kualitas dan kuantitas kegiatanpun semakin berkembang layaknya jamur di musim hujan. Dan lebih beruntung lagi dukungan dari seorang rektor IKIP yang dipegang oleh pak Djazman Al-Kindi yang sangat memperhatikan pengembangan kemahasiswaan menjadi motivasi tersendiri.
Pada tahun 1984 dengan segala usaha pihak pimpinan telah membeli sepetak tanah untuk kebutuhan keberadaan kampus IKIP sendiri, dan akhirnya setelah selesai tahap pembangunan seluruh akitifitas di pindahkan di kampus IKIP Muhammadiyah termasuk juga pusat kegiatan mahasiswa. Sekretariat MALIMPA ditempatkan dalam sebuah komplek seperti sekarang ini, tapi waktu itu sekretariat MALIMPA masih kecil dengan ukuran ruangan 3x2 meter. Dengan ruangan yang sesempit itu para MALIMPA saat itu dengan jumlah anggota yang lumayan banyak serta beberapa perlengkapan pendukungnya ditempatkan dalam satu ruangan itu. Dengan kondisi seperti itupun MALIMPA tetap saja MALIMPA dengan segala keterbatasan tapi membuahkan hasil yang begitu maksimal, beberapa prestasi dari hasil keikutsertaan lomba dan kegiatan yang berkembang terus dari hari kehari.
Keberadaan sekretariat MALIMPA yang sempit bukanya tanpa kendala, dengan jumlah anggota aktif dan terus bertambahnya peralatan kepecintaalaman membuat sumpek keadaan sekretariat. Akhirnya, tanpa ijin dari rektorat ruang sebelah yang 2 kali lipat lebih luas dan dipakai hanya untuk menyimpan gamelan di rubah menjadi sekretariat MALIMPA hanya dalam hitungan jam. Sekretariat yang baru inilah yang kemudian bertahan sampai sekarang yang terus berkembang kearah selatan terdapat ruangan mushkol/sagar matha yang digunakan untuk kongkow-kongkow dan tempat sholat serta tentu saja sebagai tempat menaruh secara sembarangan pakaian-pakaian yang telah dipakai. Dari sekretariat ini MALIMPA pernah meraih prestasi sebagai sekretariat terbersih antar UKM se-UMS, sebuah prestasi yang sangat membanggakan mengingat kuantitas inventaris dan barang pribadi tiap anggota MALIMPA yang berada di lingkungan sekretariat MALIMPA.