MBSC
(Meru Betiri Service Camp) merupakan salah satu bentuk pendidikan dan
pelatihan kader konservasi dalam memasyarakatkan kesadaran akan
pentingnya konservasi sumber daya alam di masyarakat. Kader
konservasi merupakan mitra pembangunan yang diharapkan mampu berperan
serta dalam upaya mewujudkan masyarakat yang mencintai alam dan
lingkungannya.
Kegiatan
MBSC XV ini juga merupakan salah satu program kerja Taman Nasional
Meru Betiri yang bekerjasama dengan WIPAB (Wadah Informasi Pecinta
Alam Se Eks-karasidenan Besuki) yang di selenggarakan di pantai
Sukamade, Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan berlangsung dari tanggal
18 November s/d 22 November 2013 dengan peserta
dari MAPALA dan OPA se-Indonesia. MBSC
XV dan kegiatan
sejenisnya memiliki arti serta peran yang sangat penting. Karena
dalam kegiatan tersebut para peserta diberi pembekalan dengan
berbagai pengetahuan dasar mengenai pelestarian hutan dan lingkungan
serta diberi kesempatan untuk bersentuhan langsung dengan
praktek-praktek pengelolaan kawasaan konservasi seperti contoh
berikut :
1. Kehutanan Umun 6. Advokasi Lingkungan
2. Interpretasi 7. Pengamatan Burung
3. Analisa Vegetasi 8. Pengamatan Penyu
4. Jurnalistik Lingkungan 9. Tanaman Obat
5. Ekowisata 10. Raflesia dll.
2. Interpretasi 7. Pengamatan Burung
3. Analisa Vegetasi 8. Pengamatan Penyu
4. Jurnalistik Lingkungan 9. Tanaman Obat
5. Ekowisata 10. Raflesia dll.
Pada
kesempatan pengamatan penyu peserta di suguhi aksi menarik serta
langka dari kedatangan seekor penyu hijau (Chelonia
mydas) berukuran sekitar ± 40 cm yang
berlabuh untuk bertelur di pantai sukamade pada malam hari. Ketika
penyu hijau (Chelonia mydas)
masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing
laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai
ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan
utamanya adalah rumput laut. Penyu hijau (Chelonia
mydas) di pantai sukamade merupakan salah
satu penyu yang paling produktif dan intensitas kedatangan yang
relatif tinggi diantara 7 jenis penyu laut yang ada di seluruh dunia
, seperti : penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
penyu lekang (Lepidochelys olivaceae),
penyu belimbing (Dermochelys coriaceae),
penyu pipih (Natator depressus), penyu
tempayan (Caretta caretta),
dan penyu kempi (Lepidochelys kempi). Penyu
pantai sukamade TN.Meru Betiri mengundang ketertarikan wisatawan
yang sangat luar biasa, tidak hanya wisatawan domestik melainkan
wisatawan dari manca negara yang berbondong-bondong mengunjungi TNMB
(Taman Nasional Meru Betiri) untuk melakukan penelitian maupun riset
atau hanya sekedar berekreasi.
Di dalam kawasan konservasi TN.Meru Betiri juga terdapat spesies raflesia endemik yang dapat di jumpai yaitu Rafflesia zollingeriana kds (patmo sari). Rafflesia zollingeriana dapat tumbuh pada akar dan batang inang Tetrastigma lanceolarium dan Tetrastigma papillosum. Pada umumnya Rafflesia zollingeriana hidup mulai dari kaki bukit sampai lereng-lereng bukit sebelah atas. Kemiringan tempat tumbuh 85 %, ketinggian mulai dari 1 – 270 m dpl dan jarak garis pantai berkisar 9 – 1000 m. Guna mengantisipasi kerusakan yang biasa di lakukan oleh hewan liar seperti babi hutan dan landak, maka para petugas TN.Meru Betiri membuat kurungan kecil dari besi untuk menutupi Rafflesia zollingeriana agar terhindar dari pemangsanya.
Selain
itu, Pak Chuk S. Widarsa wartawan dari detik.com juga turut andil
dalam mengisi materi Jurnalistik Lingkungan pada MBSC XV kali ini.
Jurnalistik adalah Suatu kegiatan mengelola
berita yang dimulai dari mengumpulkan fakta dan data atau meliput
suatu peristiwa, menyusun, menerbitkan, dan menyebarkan.
Dari sini pak Chuk mengajarkan kepada peserta untuk selalu
mengoptimalkan media dalam semua kegiatan dan ditindak lanjuti
melalui pers realese. Seperti
yang pernah dilakukan oleh TN.Meru Betiri dalam kegiatan Ekspedisi
Harimau Jawa yang ada di kawasan konservasi TN.Meru Betiri, dengan
data yang menarik serta konsepan penyusunan dan penyebaran yang baik.
Sempat menyabet urutan 5 besar terbaik persembahan TN.Meru Betiri
dalam Eagles Word di Metro TV.
Dari semua itu, pada kesempatan Meru Betiri Service Camp XV (MBSC) kali ini peserta dapat mempelajari ilmu konservasi yang sangat penting bagi seorang pecinta alam. Sarana awal untuk membangun penyadartahuan konservasi dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang secara bijak. Sehingga dengan harapan besar kelak akan lahir kebulatan tekad untuk berbuat yang lebih baik bagi keselamatan alam serta kehidupan yang ada di dalamnya untuk kelestarian dan sebagai warisan kepada anak cucu kita dimasa yang akan datang.
Frendy
Widjaya
NIA 13.30.003 MPA
NIA 13.30.003 MPA