Kenangan masuk
gerbangmu
Di
bawah payung langit yang bertaburan bintang
Nampak
rembulan tersenyum kearahku
Dalam
bayangan kesunyian menghampiri anganku
Kerinduan
yang begitu mendalam
Begitu
kusam dan buluknya kau kutemukan di almari gudangku.
Sungguh
kasian dirimu disini sekarang.
Terasingkan
dan tak bisa keluar lagi.
Masih
bisakah kau menemaniku lagi?
Kau
dulu yang menemani hari2 ku bersama enam
kawan ku
kau
membantuku membawa alat yang begitu banyak
warna
hijau dan hitam serta perutmu memperlihatkan ketidakah
meski
kadang membuat aku merasa terbeban karena kemalasan
kau
dulu yang menerangi ku dalam kegelapan
malam
kesetiaanmu
sudah tak kuragukan lagi
kerena
hanya kau yang bisa mengobati ardenalin
meski
sekarang dirimu sudah tak mao mengeluarkan cahaya
kau
tetap sahabat ku
kau
dulu yang menyembuhkan ku dari rasa
lapar dan haus
nasi
yang begitu banyak kau dapatkan, hingga harus ku habiskan bersama enam kawan ku
gara2
piring pecah karena sepatu, jadi kau yang menemaniku dech
Kaki
melangkah tanpa tau arah tujuan
Bola
mata hanya bisa melihat keseraman mu
Gendang
telinga hanya bisa mendengar teriakan mu
hari
tanpa hari
apa
lagi untuk menghabiskan waktu tujuh hari
Satu
menitpun terasa sangat lama
Garam
jadi bumbu dapur yang paling special
Daun
dan ranting jadi tempat istirahat kami
Wortel
busuk menjadi sebutan kami
Perjuangan awal yang begitu berat akan ringan masa
datang
Keiklasan hati mengantarkan tercapainya mimpi
Dear
Tri25