Pendakian
Gunung Lawu Pasca erupsi Kelud
Oleh
: Afiotria
AM
31 MALIMPA
Bencana erupsi Gunung
Kelud yang terjadi pada pertengahan bulan Februari 2014 kemarin membawa duka
bagi bangsa Indonesia, terutama para korban yang tinggal di sekitar Gunung
Kelud. Melihat kondisi tersebut Kami tidak bisa tinggal diam, setelah
koordinasi kami segera bergegas ke Kediri untuk memberikan pertolongan
kepada para korban. Selama dua minggu di
Kediri suka duka selama di pengungsian menjadi pengalaman pertamaku mengabdikan
diri membantu orang lain. Dua minggu sudah kami tinggal di Kediri untuk membantu
para korban bencana, setelah semuanya terkondisi dengan baikdan aman kami pun
bergegas untuk kembali ke Solo melakukan aktifitas seperti biasa. Namun ketika
kami akan meninggalkan Kediri, ada temen mapala dari Sidoharjo yang juga
menjadi relawan meminta untuk ikut ke Solo, dengan senang hati kamipun
mengiyakan untuk mengajaknya ke Solo.
Mungkin rasa jenuh ketika menjadi relawan membuat
kami ingin refreshing sejenak untuk mengembalikan semangat kami, dan akhirnya
kamipun sepakat untuk mendaki Gunung Lawu. Gunung Lawu merupakan satu dari tiga
Gunung yang lokasinya paling dekat dengan Kota Solo. Kebetulan tamu kami dari
Sidoharjo belum pernah mendaki di Gunung ini sehingga sekalian saja kami
mengantarnya. Kami berangkat dari solo jam 11 malam, untuk kemudian melakukan pendakian
pagi harinya, sebelum sampai di pintu masuk Gunung Lawu di Cemoro Sewu kami
sempatkan mampir ke Pasar Tawangmangu untuk
belanja sayur dan kebutuhan lain buat perjalanan besok.
Cemoro Sewu, Magetan pintu masuk G. Lawu via Jatim |
. Selasa 25 Februari
2014 kami mulai pendakian ke Gunung Lawu, yang unik dari Gunung Lawu adalah
gunung ini memiliki beberapa cerita masa lalu yang panjang, konon dahulu ketika
kerajaan Mataram Kuno mulai runtuh, Gunung Lawu menjadi tempat persembunyian
raja Mataram Kuno beserta para abdinya. sehingga Gunung Lawu sering dikunjungi
masyarakat sebagai tempat untuk mengalap berkah bagi yang mempercayainya. Namun
menurutku hal yang paling unik dari gunung lawu adalah keberadaan warung makan Mbok
Yem yang terletak disekitar puncak. Keberadaan warung ini menjadi penyelamat
bagi para pendaki yang kehabisan bekal. Tapi bukan berarti kita tidak
mempersiapkan perbekalan untuk pendakian, walaupun di puncak Lawu ada warung
tapi kita tetap harus membawa perbekalan sendiri dari bawah. Gunung tetap saja
Gunung kita tidak boleh meremehkan atau mengabaikan karena kita tidak akan tahu
apa yang akan terjadi di depan.
Puncak Triangulasi Gunung Lawu |
Pukul 17.00 sore
akhirnya kita sampai di warungnya mbok yem, karena hari sudah gelap kami tidak
bisa melanjutkan pendakian ke puncak hari ini, akhirnya kami tahan sejenak
untuk menikmati pemandangan esok hari, dan malam ini kami menginap di warungnya
mbok yem.