Disampaikan oleh:
Don Hasman
Apa yang dicari
para wisatawan petualangan? Di dalam benak para pelaku kegiatan wisata khusus
ini umumnya mereka berusaha mencari pengalaman baru dalam menghadapi suasana
yang mengandung bahaya dan sensasi.Dengan kalimat yang lebih sederhana, para
pelaku berharap bisa mendapatkan, menghadapi dan mengatasi berbagai tingkat
kesulitan.Dilakukan secara sadar sebagai jalan keluar dari kehidupan perkotaan
yang rutindilakukan dalam keseharian mereka.Di dunia paling tidak ada sekitar
44 kegiatan menantang dan mampu memacu adrenalin para pelakunya dalam berbagai
tingkat faktor kesulitan.
Mari kita coba memahami beberapa
jenis/bidang kegiatan yang umumnya dikenal dengan istilah
1.
HARD
ADVENTURE
Adalah
kegiatan manusia/se seorang/se kelompok orang di alam untuk mencari tantangan
dengan segala risikonya.Misalnya melakukan perjalanan ke tempat-tempat
terpencil yang belum pernah tersentuh.
Dalam
kegiatan ini diperlukan persiapan yang menyeluruh dengan berbekal keterampilan
khusus dan berkemampuan bertahan hidup di alam.Juga para pelakunya sudah
bertekad dengan kemauan dan kemampuan yang tinggi.
Contohnya
para petualang dalam kegiatan berbagai tujuan ekspedisi.Jugaada kelompok yang
ikut dalam petualangan yang diatur/diwadahi penyelenggara kegiatan di alam
terbuka. Contohnya di Nepal, Peru, Kutub Utara dan Antartika. Serta lain-lain
kegiatan se jenis di berbagai belahan dunia.
2.
SOFT
ADVENTURE
Kegiatan
di alam yang umumnya tidak mengundang elemen bahaya.Biasanya dilakukan dengan
mengutamakan segi “keamanan” dan “menyenangkan”.Tidak diperlukan pengalaman
khusus.
Contohnya,
berjalan kaki di alam.Lebih dikenal dengan istilah hiking atau trekking di
jalur jalan setapak, jalan antar desa sampai jalur menuju puncak gunung
tertentu dengan tingkat kesulitannya tidak lebih dari 1 (yang paling aman tanpa
harus menggunakan bantuan atau alat bantu). Contoh lainnya, mengamati burung,
bersepeda di jalur luar kota atau perkebunan.
Motivasi orang
melakukan kegiatan ini antara lain untuk mencari dan menemukan pengalaman baru.
Untuk memenuhi kesenangan dengan menghindari diri dari kegiatan rutinitas
perkotaan.
3.
ADVENTURE
TRAVEL
Bidang
wisata petualangan dikenal dan digemari
di kalangan anak muda atau mereka yang menganggap berjiwa muda dalam kegiatan
petualangan maupun penjelajahan di alam. Kegiatan ini umumnya ingin mencari
tantangan baru dengan harapan mampu mengatasi bahaya dan kesulitan di alam.
Di
dalam kegiatan Adventure Travel ada
yang menerapkan pengeluaran dana sangat terbatas bagi kelompoknya dengan
pelayanan standar. Lainnya, ada pribadi-pribadi tertentu yang bersedia
mengeluarkan biaya tinggi dengan pelayanan serba mewah.
4.
ADVENTURE
TOURS
Sangat
mirip dengan kegiatan di nomor 3, namun lebih khusus diselenggarakan
berdasarkan permintaan dengan ukuran dan tujuan tertentu di dalam kawasan
wisata petualangan di alam.
Contoh
yang banyak bisa ditemui di kawasan wisata di Taman-taman Nasional yang ada di
Nusantara. Perjalanan di dalam kaldera Tengger.Baik dengan menunggang kuda
maupun dengan berkendaraan mobil bergardan ganda. Untuk memperoleh kesan
pengalaman berada di padang pasir maupun menyaksikan terbitnya matahari pagi
dari bibir kaldera di Penanjakan, Jawa
Timur. Berperahu di danau Batur untuk menyaksikan pemakaman masyarakat Bali Aga
(kuno).Merasakan berperahu di maha kaldera yg kini menjadi danau Toba (100 km X
40 km!). Super Volcano Toba memiliki VEI (Volcano
Eruption Index) 8 (terbesar se dunia yg hanya bisa disamai gunungapi Yellow
Stone, USA), Letusan dahsyatnya 65.000 tahjun lalu menyisakan manusia hidup se
dunia antara 1.000 s.d 2.000 jiwa saja. Juga ada tour ke kawasan Orang Kanekes
(Baduy) di Banten Selatan yang lebih tepat dikategorikan wisata petualangan
budaya sekaligus rekreasi.
Adventure
Tour di dunia pertumbuhannya demikian mengejutkan. Terjadi peningkatan 65%
setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.Hal ini berdasarkan laporan
dari Adventure Travel Trade Association
(ATTA) yang bekerjasama dengan isnstitusiThe
George Washington University.
70%
wisatawan Adventure Tour berasal dari
benua Amerika Utara, Amerika Selatan dan Eropa yang bepergian ke berbagai
penjuru dunia membelanjakan US$ 82 milyar untuk membeli berbagai peralatan dan
perlengkapan wisata petualangan. 40% diantaranya dibelanjakan oleh kelompok Adventure Travel. Dari US$ 89 juta di
tahun 2010, menjadi US$ 263 juta di
tahun 2013. Tujuan utama mereka melakukan perjalanan ke RRC dan Alaska di Kutub
Utara. Di Amerika Serikat saja US$ 220 juta/tahun uang dibelanjakan pada sector
Adventure Travel.
MENGELOLA KEMUNGKINAN RISIKO DALAM ADVENTURE TOUR
& TRAVEL
Sudah
seharusnya Departemen Tenaga Kerja Indonesia mengeluarkan peraturan ketat dan
mengikat dalam urusan bidang operasional ADVENTURE
TOURISM/WISATA PETUALANGAN.Peraturan yang memadai ini wajib diberlakukan
kepada pengelola maupun kepada pelaku dalam kegiatan yang mengandung risiko dan
mengundang bahaya.Semua pihak yang terlibat harus mematuhi dan mengacu kepada
semua peraturan standar universal tentang risiko menejerial dan sistin
keselamatan di dalam kegiatan Adventure
Tourism.
Juga
sudah sepantasnya pihak Pemerintah sebagai lembaga yang mengawasi nya membuat
dan skema audit di bidang operasional dan pengembangan kegiatan Wisata
Petualangan dengan menerapkan Peraturan Pemerintah secara seksama. Khususnya
tentang keselamatan dan keamanan bagi semua pihak yang bergerak dan menekuni
bidang wisata khusus ini.Mengingat perkembangan dan peminatnya dalam waktu
singkat jumlahnya semakin besar. Dengan kata lain, Pemerintah Indonesia harus
mampu secara menyeluruh mengurus menejemen risiko yang kemungkinan terburuk
bisa terjadi dengan mengutamakan segi-segi keselamatan, keamanan dan kenyaman
bagi pelaku di bidang wisata khusus ini. Peraturan yang harus dipatuhi secara
menyeluruh oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini sepatutnya
menerapkan berbagai perundang-undangan yang ketat dan mengikat. Misalnya,
sampai dengan batas usia berapa tahun seoranganak yang melakukan kegiatan penuh
risiko ini masih harus dalam pengawasan/didampingi orang tuanya. Semuanya harus
mengacu kepada peraturan standar keselamatan yang berlaku secara internasional.
Juga penerapan yang sama berlaku pada semua peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam kegiatan penuh risiko ini.
Peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan sistim menejemen risiko harus dibuat secermat mungkin
dalam segala bidang kegiatan Wisata Petualangan yang semakin banyak
jenisnya.Dipersiapkan untuk mencegah kemungkinan terkecil sekalipun sebagai
panduan yang ketat dan terukur. Agar semua pihak masing-masing sudah mengetahui
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Juga batasan/standar baku berapa
jumlah wisatawan dalam satu kawasan yang masih bisa masuk dalam toleransi daya
dukung kawasan itu.Tanpa harus mengorbankan kerusakan lingkungan hidup.
Penerapan
standar asuransi sebagai kompensasi apabila terjadi kecelakaan maupun tidak
bisa dilakukannya kegiatan itu akibat cuaca buruk, bencana alam maupun akibat pembatalan lainnya. Demikian pula
harus ada kejelasan pasti daerah-daerah yang tidak boleh dimasuki akibat
terjadinya konflik politik.Surat keterangan tanda sehat untuk
mengikuti/menjalani kegiatan wisata khusus ini.
Standar
kecakapan para petugas dan pemandu wisata yang harus berjenjang kemampuan
kompetensinya dan secara berkala harus dilakukan pemutahiran pengetahuan,
kemampuannya dalam berbagai hal yang diperlukan di lapangan.Termasuk
kesehatan/kebugaran fisiknya, dll.Tidak kalah pentingnya pada setiap jarak
tempuh tertentu maupun jarak lintasan harus dibangun tempat istirahat maupun
pondok darurat yang harus dipersiapkan oleh pihak pengelola.Dan kepada pihak
petugas di lapangan, dirinya harus memiliki pengetahuan medis, telekomunikasi,
mengenal berbagai gejala alam, cuaca buruk/berbahaya serta tumbuh-tumbuhan yang
bermanfaat untuk mempertahankan hidup di alam.Juga yang berbahaya kalau
tersentuh maupun apabila dikonsumsi.Sebuah keharusan bagi setiap pemandu Wisata
Petualangan dilengkapi dengan telepon satelit, perlengkapan P3K dan peralatan
yang memadai sesuai medannya.
Penyediaan
sarana dan prasarana pemondokan serta pos-pos paramedik berikut petugasnya
dalam jarak lintasan di kawasan tertentu sudah sepatutnya disediakan pihak
pengelola lokasi ajang wisata petualangan khusus ini.
Mereka
yang berminat untuk melakukan Wisata Petualangan dengan berbagai tingkatannya,
sebaiknya sudah mempersiapkan fisik yang prima.Paling tidak 8 minggu sebelumnya
sudah aktif berolahraga aerobic
maupun anaerobic.Pengetahuan dasar
untuk memertahankan hidup di alam sebaiknya sudah dipahami. Gejala atau
fenomena alam terburuk sebaiknya sudah dipelajari sedini mungkin untuk
mengantisipasi hal-hal yang akan dihadapi selama berkegiatan di alam. Berbagai
gejala penyakit dan penanggulangannya sewaktu melakukan kegiatan di alam sudah
sepantasnya sebelum berkegiatan di alam dipahami oleh mereka.
Setiap
pengelola, pemandu, pelaku dan pihak terkait lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan Wisata Petualangan, Wisata Penjelajahan dan kegiatan di alam lainnya
harus senantiasa berpedoman konservasionis. Tujuannya harus jelas mengacu pada
kententuan-ketentuan konservasi. Sebagaimana sudah tercantum dalam artikel
Deklarasi UIAA Tyrol 2002: “We believe
that freedom of access to mountains and cliffts in a responsible manner is a
fundamental right. We should always practice our activities in an environmentally
sensitive in preserving nature ………………….”. Juga, ada baiknya mengikuti
ketentuan: Leave No Trace for Outdoor Ethics. Agar kelestarian di alam harus terus terjaga demi kehidupan satwa dan
memberi kesempatan manusia untuk menikmatinya.
Berwisata
petualangan aman, nyaman dan menggembirakan milik semua orang. Kunjungi
tempat-tempat/kawasan-kawasan menarik, indah serta mengagumkan dengan segala kelebihannya di seluruh muka bumi
dengan harapan menjadi pengalaman indah yang tidak terlupakan. Mudah-mudahan
uraian singkat ini bermanfaat.
Workshop Pendokumentasian Kegiatan Alam Bebas dan Travelling, UMS 22 mei 2015