Masa bimbingan
Gunung Hutan Anggota Muda XXXI MALIMPA
Kami berangkat dari
Solo sehari sebelum pendakian hari pertama kami mulai, dengan beranggotakan 12
Anggota Muda dan 3 Pendamping dari Anggota Biasa membuat kami yakin pendakian
kali ini akan mengawali cerita kami di MALIMPA. Cerita dimulai dihari pertama
pendakian, Jumat (31/01/2014) seperti biasanya kegiatan dimulai dari
bangun pagi dilanjutkan sholat, masak, orientasi medan, dll. Setelah
semua selesai perjalanan ke puncak Djobolarangan kami mulai pada pukul 10.00 WIB. Disepanjang perjalanan tanjakan
demi tanjakan kami lalui seperti tidak pernah ada habisnya, terlebih jalur yang
kami lewati banyak yang tertutup ranting
dan semak-semak sehingga kami harus kerja ekstra untuk membabat ranting dan
semak-semak yang menghalangi perjalanan kami, rasa capek dan putus asa sering
menghampiri kami untuk menghentikan perjalanan ini, namun tekad kami sudah
terlalu kuat untuk menginjakkan kaki dan menancapkan Bendera MALIMPA dipuncak
tertinggi dikawasan pegunungan sewu tersebut.
Setelah berjalan
seharian kami pun berencana beristirahat untuk mendirikan tenda, namun karena medan
yang terjal dengan kemiringan lebih dari 30° sangat menyulitkan kami untuk
mencari tempat beristirahat, padahal hari sudah menjelang malam. Setelah kami
paksakan untuk sedikit melangkahkan kaki ke atas akhirnya kami menemukan tempat
yang cukup lapang untuk mendirikan
tenda,
setelah makan dan mengevaluasi kegiatan kami tadi, kami langsung beranjak
menuju tenda untuk beristirahat.
Malam pun telah
berganti pagi, Sabtu (01/02/2014) pagi yang cerah mengawali kegiatan kami,
setelah melakukan aktivitas pagi seperti biasa kamipun langsung mencari titik
kontrol dimana kami menginap, karena ketika sampai di sini kemarin kami belum
mengetahui posisi camp kami dipeta. Setelah berulang kali melakukan orientasi
medan dan resection baru diketahui posisi kami sebenarnya di peta,
namun betapa tercengangnya kami setelah
mengetahui posisi kami
berada sekarang, ternyata kami sudah
berjalan sangat jauh dan keluar dari plotingan. tanpa menunggu lama perjalanan pun kami
lanjutkan untuk kembali ke jalur plotingan
semula dan melanjutkan perjalanana menuju puncak Djobolarangan. Medan yang kami lalui kali ini tidak jauh
berbeda dengan medan yang kami lalui kemarin, semak, ranting, bahkan pohon
tumbang cukup menghalangi perjalanan kami, dengan segala cara mulai dari
berjalan, merangkak,
memanjat, dan terus mencari pegangan untuk naik ke atas
kami lakukan untuk mencapai puncak yang kami tuju. Akhirnya pukul 16.45 WIB
kami sampai di puncak Djabolaragan dan beristirahat sejenak. Setelah
menikmati keindahan puncak djobolarangan dan foto-foto kami harus segera melanjutkan perjalanan untuk menuju Wella. Karena
rencananya kami akan mendirikan tenda di sana.
Hari ini adalah hari ke 4 selama kami di Gunung dan semuanya mulai terlihat lebih bersemangat dibandingkankan
hari - hari sebelumnya,
karena perjalanan selanjutnya akan
melewati jalur DIKLATSAR kami dulu. Perjalanan dari Wella menuju Puncak Rengginang dibutuhkan
waktu 2 jam untuk
sampai ke sana. Setelah sampai
puncak Rengginang
kami beristirahat sejenak dan memasak mie rebus untuk mengganjal perut
kami yang sejak dari tadi meronta.
Setelah mie rebus dibagikan secara bergiliran tiba saatnya pada giliran Farich,
tapi tanpa sengaja wadah tempat mie tumpah dan jatuh ke tanah, secara spontan
kami langsung berebut memakan mie yang jatuh tersebut, mungkin masih terbawa
saat pendidikan dulu bahwa kita tidak boleh menyisakan makanan, kami pun
tertawa terbahak-bahak setelah sadar kami telah
menghabiskan mie yang jatuh tadi. Selesai makan kami mulai melanjutkan perjalanan menuju ke camp terakhir di Tlogo Dlingo.
Senin (03/02/2014) hari ini rasanya semuanya dilakukan lebih cepat dari hari biasanya seperti bangun lebih awal, lalu sholat subuh dan langsung mulai masak dan packing. Mungkin karena sudah
terbiasa sehingga apa yang kami kerjakan seakan menjadi lebih mudah. Setelah selesai makan lanjut menuju desa Tlogo Dlingo
untuk pulang ke kampus.
Narasi : Siti Fatimah