Foto: Dok Tri Muryono |
Wonogiri
ternyata menyimpan banyak keindahan luar biasa
yang mungkin sedikit orang ketahui, dibalik hamparan
dinding-dinding karst tersingkap sebuah pantai kecil nan elok, butiran pasir
putihnya terhampar di sepanjang bibir pantai. Kedahsyatan deburan ombaknya
menerjang batu-batu karang yang berdiri kokoh bak sebuah benteng istana, rasa takjub
akan datang menghampiri orang yang pertama kali berkunjung kesana. Pantai yang
terletak di ujung selatan Wonogiri ini patut diacungi jempol, karena disamping kondisi pantainya yang bersih juga
alamnya masih terjaga dengan baik,
mungkin karena belum banyak diketahui wisatawan
sehingga kelestariannya juga belum banyak dieksploitasi.
Setelah
dua pekan disibukkan dengan Ujian Akhir Semester, tak ada salahnya untuk
merefresh kembali fikiran yang terkuras, kebetulan salah satu alumni dari Surabaya datang menawarkan liburannya
bersama kami. Setelah berdiskusi panjang akhirnya kami memutuskan untuk memulai
perjalanan ke Pantai Nampu, Wonogiri. Pantai ini terletak di ujung selatan
Kabupaten Wonogiri, tepatnya di Dsn Dringo, Desa Gunturharjo, Kecamatan
Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Setelah memperoleh informasi yang cukup, kami
berencana memilih sepeda motor sebagai moda transportasi kami ke sana, karena
menurut informasi daerah ini merupakan daerah terpencil sehingga akses menuju
kesana harus dengan kendaraan pribadi atau carter. Selesai packing dan prepare,
siang itu juga kami berempat langsung berangkat ke Wonogiri, namun
ditengah-tengah perjalanan hujan mulai turun mengiringi perjaanan kami, maklum perjalanan
kali ini di musim hujan, jadi harus siap peralatan anti hujan dan petir. Sesampainya
di Paranggupito hari mulai gelap, hanya
sorot lampu sepeda motor saja yang menuntun perjalanan kami, rumah-rumah
penduduk pun sudah mulai jarang terlihat.
Setelah menempuh
perjalanan sekitar 4 jam akhirnya kami tiba dilokasi dengan selamat. Perjalanan
kemudian dilanjutkan dengan menuruni tangga sedalam 25 meter, mungkin yang unik dari pantai ini adalah
tangga menuju pantainya, tidak banyak memang pantai yang seperti ini sehingga
motor/mobil harus dititipkan dulu di atas. Setelah sampai di ujung tangga
paling bawah, Kami mendirikan tenda dome tepat di bibir pantai, namun saat itu tak
satupun pengunjung terlihat dipantai itu selain cuma kami berempat, kedatangan
kami hanya disambut deburan ombak yang tidak bosan-bosannya menghantam
tebing-tebing karang. sehingga malam itu pantai Nampu benar-benar kita kuasai, canda
tawa kami menghangatkan kesunyian pantai Nampu, tanpa kita sadari waktu sudah
menunjukkan pukul 21.00 WIB, kami beranjak ke tenda untuk beristirahat.
Malam pun telah berlalu,
gelapnya langit Nampu kian memudar, digantikan pancaran sang surya mentari membelah
cakrawala. Wujud pantai Nampu yang elok
mulai menyeruak membuat takjub siapa pun
yang datang melihat. Butiran pasir putih terbentang disepanjang bibir pantai
berbalut megahnya tebing karang yang
menjulang, diterpa kedahsyatan ombak
pantai selatan, AMAZING….. lengkap sudah keelokan pantai nampu yang tidak
terbayangkan sebelumnya. Setelah puas menikmati pantai nampu dengan
berfoto-foto dan mandi dipantai, kami pun bergegas pulang ke Solo.