KEMERIAHAN MILAD 36 MALIMPA BELAJAR DARI SEJARAH UNTUK MENGUKIR SEJARAH

|| || || Leave a komentar
Setiap organsasi pasti memiliki sejarah terbentukknya organisasi tersebut. Organisasi tersebut dibentuk bukan tidak memiliki alasan melainkan memiliki visi dan misi yang membuat para pelaku sejarah membentuk suatu organisasi. MALIMPA (Mahasiswa Muslim Pecinta Alam) merupakan suatu organisasi kampus yang berada di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang menaungi para mahasiswa yang haus akan kegiatan kepecintaalaman maupun alam bebas. Saat ini MALIMPA berumur 36 tahun. Bukan tahun yang muda lagi apabila diibaratkan manusia. Kemeriahan peringatan milad 36 tahun MALIMPA dirasakan oleh seluruh anggota MALIMPA baik Anggota Muda (AM), Anggota Biasa (AB), Anggota Luar Biasa (ALB), kelompok pecinta alam lainnya bahkan instansi SAR pun ikut merasakan.Kegiatan yang dilakukan untuk menyambut hari jadi MAIMPA antara lain; reuni akbar keluarga besar MALIMPA, Workshop fotografi  pendokumentasian alam bebas. Dan Sarasehan Milad MALIMPA. Kegiatan ini bertemakan belajar dari sejarah untuk mengukir sejarah. Tema tersebut diambil untuk menyadarkan kita bahwa setiap orang memilki sejarah, entah sejarah tersebut baik atau buruk, hal tersebut ialah suatu kenangan di masa lampau, yang mempu menjadi pelajaran kita di masa depan.     
Kegiatan yang dilaksanakan pertama kali dalam penyambutan milad ialah reuni akbar keluarga besar MALIMPA. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 15-17 Mei 2015 di Sekipan, Karanganyar. Acara tersebut diiikuti oleh AM hingga ALB dari angkatan ke-2 hingga angkatan 32 sekarang. Selain kumpul bersama dan menyambung silaturahmi sesama anggota MALMPA, acara yang tidak kalah menarik ialah beberapa permainan yang mampu mengikat tali persaudaraan MALIMPA semakin kuat. Permainan tersebut ialah permaianan outbond yang biasa dimainkan oleh anak-anak, contoh perang sarung, tebak angka, tebak kata, dan masih banyak lagi. Perang sarung walaupun terkesan sepela yaitu 2 orang di ikat kedua tangan dan kakinya harus bertahan untuk saling menjatuhkan, siapa yang jatuh duluan berarti dia yang kalah. Permainan tersebut diikuti oleh angkatan tua yang melawan angkatan muda. Jadi salah satu manfaat permainan ini ialah mengajarkan untuk tidak sombong, yang tua biar tidak merasa tua dan kuat. Dan yang muda tidak merasa dirinya lemah ataupun  kuat pula karena faktor usia. Yang mebedakan hanya pengalaman saja. Tebak angka dan tebak angka yang diikuti oleh seluruh peserta juga menguji kemampuan berpikir dan mengingat sesuatu. Sebelum acara ditutupoleh panita peserta juga diajak untuk melihat keindahan camp ground di Sekipan dengan menanjaki jalan setapak menuju air terjun, yang dekat dengan jalur diklat para anggota MALIMPA. Hiking tersebut pun mengingatkan kita betapa indahnya kebersamaan dan menuai materi oleh para pendidik saat pendidikan dan latihan dasar (DIKLATSAR).
Kegiatan yang kedua tidak kalah menarik dengan kegiatan yang pertama. Kegiatan workshop fotografi pendokumentasian alam bebas  dan travelling merupakan tema inti dari workshop tersebut. Tema yang mendasari kegiatan milad yaitu belajar dari sejarah untuk mengukir sejarah cocok sekali apabila dipadankan. Kegiatan apa saja pada dasarnya akan menjadi sejarah di kemudian hari. Untuk mengenang kegiatan tersebut maka perlu adanya dokumentasi. MALIMPA sering sekali melakukan kegitan alam bebas sehingga perlu adanya dokumentasi untuk bisa mengenang dan menjadi bukti kegiatan. Kata travelling yang tercantum pada tema inti workshop tersebut dimaksudkan untuk target peserta ialah peserta umum. Tujuan dari workshop sendiri ialah sharing mengenai ilmu fotografi saat  travelling dan saat berada di alam bebas. Materi fotogtafi tersebut di isi oleh Don Hasman, seorang fotografer yang fokus dalam etnofotografi. Beliau sering keliling Indonesia, tak jarang pula beliau pergi ke luar negeri untuk mengambil foto. Dalam penyampaian materi fotografipun sungguh menyenangkan, gaya bahasa yang digunakan tidak terkesan menggurui. Sehingga saat pelaksanaanpun tidak sedikit peserta yang aktif untuk sharing saat penyampaian materi di ruangan. Setelah mendapatkan materi, peserta di ajak langsung untuk pengambilan foto di lapangan, yang dilaksanakan di area gladak dan keraton solo.
Acara yang ketiga yaitu sarasehan eksternal MALIMPA. Acara yang merupakan puncak Milad MALIMPA ke 36 tepat pada tanggal 25 Mei 2015 dengan mengundang MAPALA, OPA, SAR, dan UKM di UMS. Panitia menyambut setiap tamu undangan yang hadir, sehingga mempererat tali silaturahmi antara panitia yang notabenenya ialah anggota MALIMPA sehingga mampu mempererat tali silaturrahmi antara anggota MALIMPA dengan para tamu undangan.  Acara  dimeriahkan oleh Band dari USF musik UMS serta OSJ (Orkes Sandal Jepit) dari Yogyakarta yang mampu menghipnotis tamu undangan. 36 tahun MALIMPA kini harapannya ialah menjadi organisasi pecinta alam yang berkualitas bermanfaat bagi orang lain karena sebaik-baiknya orang ialah  yang  bermanfaat bagi orang lain. Begitu pula suatu organisasi yang merupakan naungan sekumpulan orang yang terorganisir. Semoga MALIMPA semakin jaya. MALIMPA Kreatif, Inovatif, Educatif.