Akip / NIA 12.29.002 MPA
Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai Survivor) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mengalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai Survivor) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mengalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang untuk
menghadapi kondisi medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik survival
laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi
kemungkinan kecelakaan di laut, survival padang es bagi yang tersesat di
pegunungan atau padang salju, survival rimba (jungle survival) bagi
yang mengalami musibah atau tersesat di rimba daratan atau pengunungan,
survival gurun dan lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan
yang mendasari berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali
hubungan dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap
tehnik survival ini adalah bertahan hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan
segenap kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi
survivor dengan masyarakat umum.
Seseorang yang tidak
diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus kalimat-kalimat dalam bahasa
inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kamlimat-kalimat ini menggambarkan
prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;
o Size Up the Situation, pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi
lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar
selamat.
o Undue Haste Make Taste, jangan tergesa-gesa, biar lambat asal
selamat. Setiap tindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat berakibat kematian.
o Remember Where You Are, Ingat dimana kamu berada. Baik posisi
harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi
dan kedudukan diri pada saat itu.
o Vanquish fear and panic, Kuasai diri dari rasa takut dan panic yang
dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
o Improvise, Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan
segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang
dihadapi.
o Value living, Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup
dengan mengambil keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh dari keinginan
bunuh diri.
o Act like the native, Sesuaikan diri dengan penduduk setempat,
sesuaikan dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
o Learn basic skill, Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah
kemampuan di alam bebas.
Menurut jumlah
orangnya survival ada dua macam yaitu survival individu dan survival kelompok.
Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan
selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus
segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan
tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian
dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan
pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan
akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
Survival kelompok
lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk
melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat
menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam
menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan
bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan
bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka
sebaiknya dipilih seorang pemimpin untu k mengkoordinasikan setiap anggota
kelompok. Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
· Menyusun rencana
yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.
· Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
· Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.
· Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
· Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.
Bila Tersesat
Dalam melakukan
perjalanan (darat, laut, maupun udara) kita berharap selamat sampai tujuan.
Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang, kita sudah
mempelajari manajemen perjalanan pada materi yang lalu. Akan tetapi,
kemungkinan hal-hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi misalnya tersesat.
Faktor yang menyebabkan diantaranya factor alam dan factor manusianya sendiri.
Dalam keadaan seperti ini ada pedoman yang harus diingat yaitu STOP yang
merupakan kependekan dari:
S = Stop/siting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil duduk. Usahakan
menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.
T = Thinking,
gunakan akal sehat dan selalu sadar akan keadaan yang sedang dihadapi.
O = Observe,
amati keadaan sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari
hal-hal yang tidak perlu.
P = Planning,
buat rencana untuk mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila
sudah memutuskan apa yang akan dilakukan.
Pedoman Memilih Jalan
Berjalan di
hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan
di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih
mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan
biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi
survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat
jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut.
Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
Kedua adalah berjalan
di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan
didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas.
Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu
sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan.
Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang
jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan, reptil,
dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang
lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai,
sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar.
Yang perlu
diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari
binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan
mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam
lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak
terlewati.
Orientasi medan dapat
dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang
hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan
punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau
pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat
dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak
dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat,
terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar
kemungkinannya.
Setiap kali berpindah
tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang
pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan
dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila
survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain
itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang
ditempuh survivor.
Dalam mencari jalan
keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada. Apabila sudah buntu /
belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan diri untuk terus
berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik kita bertahan disuatu
tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di tempat tersebut dalam
beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak harus di kuasai.
Kebutuhan Seorang SURVIVOR
Kehidupan merupakan
salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga
dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik
kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap
manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI”
sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang
untuk mati.
Berhasil atau tidaknya
keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri.
Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat
“HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan
ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus
dimiliki seorang survivor adalah :
1. Sikap mental yang
mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin
dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman.
2. Pengetahuan,
terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara
membuat tempat perlindungan (bivoak), pengetahuan cara memperoleh air dan
makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.
3. Pengalaman dan
Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin
kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup
bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan
sangat menentukan keberhasilan.
4. Peralatan atau
Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan.
Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk
keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara,
lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dan senarnya, sol sepatu
dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.
D.Langkah-langkah dalam survival
Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam setiap mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan dalam melakukan survival antara lain ;
Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam setiap mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan dalam melakukan survival antara lain ;
1. Mengkoordinasikan anggota,
bila beberapa orang, pilihlah salah seorang dari kelompok sebagai ketua.
Seorang ketua sangat diperlukan untuk mengatur dan menentukan keputusan bila
terjadi perselisihan.
2. Melakukan
pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar tidak menjadi lebih
parah. Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan dapat berkembang bahkan
dapat menyulitkan kita nantinya.
3. Melihat kemampuan
dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan berguna dalam pembagian tugas.
Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan, fisik dan mental. Karena jika salah
memberikan tugas pada seseorang akan menghambat rencana bahkan dapat berakibat
fatal.
4. Mengadakan
orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi kita, kemungkinan pemukinan
penduduk, dan perkiraan jalan keluar.
5. Mengadakan
penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan yang tersedia, jumlah anggota,
perkiraan waktu. Disamping itu, mencari sumber makanan yang harus diusahakan
dari luar rencana penjatahan. Mengenai cara mendapatkan makanan dan air akan
dibahas lebih lanjut.
6. Membuat rencana
kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang dibuat se-rasional mungkin dan
berdasarkan pertimbangan yang matang. Pembagian tugas sesuaikan dengan kondisi
saat itu.
7. Usahakan menyambung
komunikasi dengan dunia luar, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan terlebih
menguras tenaga kita. tandailah jalan yang telah kita lewati dan mencari
perhatian dengan cara membuat asap, menjemur pakaian di tempat tinggi dan atau
terbuka, memantulkan sinar matahari dengan cermin dan lain-lain.
8. Mencari
pertolongan. Selalu dan selalu berusaha mencari pertolongan. Buatlah kode-kode
dari darat ke udara yang dapat membantu tim penolong, khususnya yang mencari
survivor lewat udara. Tanda-tanda yang diberikan harus berukuran cukup besar,
menyolok, kontras dengan warna latar belakangnya, dan ditempatkan di tempat
yang mudah terlihat dari udara dan atau dari kejauhan. Isyarat boleh dibuat
dari benda atau bahan apa saja yang mudah diperoleh. Beberapa kode dari darat
ke udara berupa pola-pola yang dibuat di atas tanah adalah sebagai berikut;
E.Memelihara kondisi tubuh
Membuat tempat berlindung (selter / bivoauk)
Membuat tempat berlindung (selter / bivoauk)
Kondisi survival
adalah keadaan yang tidak menentu, kondisi dimana survivor harus selalu siap
dengan segala kemungkinan yang terjadi dengan fasilitas dan sarana sederhana
yang ada disekitarnya. Pada keadaan ini, dimana belum dapat dipastikan kapan
keluar dari situasi tersebut membuat bivoauk adalah pilihan yang tepat.
Tujuannya adalah untuk melindungi diri dari pengaruh alam seperti panas hujan,
angin dan dingin.
Dalam membuat bivoauk
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi disekitarnya (IMPROVISASI).
Hematlah tenaga dengan mencari bahan-bahan yang mudah kita dapatkan disekitar
kita. Karena pekerjaan ini sangat menguras tenaga. Lakukanlah pekerjaan yang
dirasa perlu dan penting, karena pemborosan tenaga akan mempercepat turunnya
daya tahan tubuh. Bivoauck dapat dibuat dari bahan-bahan yang sengaja di bawa
misalnya dome/tenda atau bahan-bahan yang tersedia di alam seperti dedaunan,
ranting pohon, cekungan dan lain sebagainya. Prinsipnya adalah; CEPAT, AMAN dan
NYAMAN.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat tempat perlindungan antara lain ;
1. Untuk berapa lama,
dengan merencanakan berapa lama berlindung disuatu tempat, penghematan tenaga
dan kesadaran emosi akan selalu terjaga. Akan tetapi bila kita selalu berpindah
tempat maka pilihan yang tepat adalah Flying Camp. Untuk perkemahan mengembara
(flying camp) sebaiknya jangan menggunakan bahan dari alam. Selain pemborosan
tenaga, kondisi alam yang kita hadapi tidak selalu menyediakan kebutuhan kita.
Untuk itu kita membutuhkan tenda / bahan yang ringan, mudah dilipat, tidak
banyak memakan tempat, dan mudah dibongkar pasang. Tenda yang memenuhi
persyaratan tersebut adalah tenda dome.
2. Sendiri atau kelompok, sesuaikan ukuran dengan jumlah orang dan barang. Tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas, agar kehangatan tempat berlindung dan kenyamanannya tetap terjaga. Usahakan setiap anggota dapat tidur dalam posisi yang sempurna.
3. Pilih tempat yang sesuai, terlindung dari terpaan angin secara langsung, rata, jangan di tempat yang kemungkinan banjir, tidak di bawah pohon/ranting yang sudah mati/rapuh, bukan sarang dan jalur binatang. Gunakan bahan yang kuat dan usahakan sebaik mungkin karena akan turut menentukan dalam kenyamanan. Untuk waktu yang lama, dirikanlah bivoauk yang tidak terlalu jauh dari air agar mudah mendapatkan air. Tapi juga jangan terlalu dekat atau didaerah aliran air untuk menghindari bahaya banjir. Dirikan pada tempat yang terlindung dari terpaan angin dan jangan mendirikan pada daerah yang terbuka yang langsung diterpa angin. Dan yang terakhir pilihlah tempat yang rata dan kering.
4. Manfaatkan alat dan kondisi alam disekitar kita, misalnya tenda/dome, ransel, ponco, lubang besar dipohon, pohon tumbang, goa atau cekungan di lereng, dan lain-lain. Berdasarkan jenis bahannya bivouck dibedakan menjadi bivouck buatan dan bivouck alam. Bivouack buatan bivouack yang dibuat dari bahan-bahan yang dibawa maupun dari alam sedangkan bivouack alam adalah bivouack yang telah tersedia di alam misalnya cekungan, goa, pohon roboh dan lain-lain.
2. Sendiri atau kelompok, sesuaikan ukuran dengan jumlah orang dan barang. Tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas, agar kehangatan tempat berlindung dan kenyamanannya tetap terjaga. Usahakan setiap anggota dapat tidur dalam posisi yang sempurna.
3. Pilih tempat yang sesuai, terlindung dari terpaan angin secara langsung, rata, jangan di tempat yang kemungkinan banjir, tidak di bawah pohon/ranting yang sudah mati/rapuh, bukan sarang dan jalur binatang. Gunakan bahan yang kuat dan usahakan sebaik mungkin karena akan turut menentukan dalam kenyamanan. Untuk waktu yang lama, dirikanlah bivoauk yang tidak terlalu jauh dari air agar mudah mendapatkan air. Tapi juga jangan terlalu dekat atau didaerah aliran air untuk menghindari bahaya banjir. Dirikan pada tempat yang terlindung dari terpaan angin dan jangan mendirikan pada daerah yang terbuka yang langsung diterpa angin. Dan yang terakhir pilihlah tempat yang rata dan kering.
4. Manfaatkan alat dan kondisi alam disekitar kita, misalnya tenda/dome, ransel, ponco, lubang besar dipohon, pohon tumbang, goa atau cekungan di lereng, dan lain-lain. Berdasarkan jenis bahannya bivouck dibedakan menjadi bivouck buatan dan bivouck alam. Bivouack buatan bivouack yang dibuat dari bahan-bahan yang dibawa maupun dari alam sedangkan bivouack alam adalah bivouack yang telah tersedia di alam misalnya cekungan, goa, pohon roboh dan lain-lain.
Contoh-contoh bivouack
lihat di gambar (belum tersedia)
Air dan cara mendapatkannya
Air adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Dalam tubuh kita mengandung air sebanyak 75%, yang berperan dalam mempertahankan suhu tubuh, fungsi ginjal, dan menghilangkan rasa haus. Dengan meminum 4 – 5 liter air manusia dapat bertahan hidup 2 – 3 minggu sedangkan tanpa air manusia dapat bertahan hidup hanya 2 – 5 hari saja walaupun kondisi tubuh tidak terluka. Dalam keadaan survival jangan menunggu kehabisan persedian air, baru memulai mencarinya. Hematlah selalu air yang ada dan segera mencari sumber air terdekat untuk memenuhi persedian air kita. Kalau kondisi airnya terbatas lakukanlah pembagian jatah untuk setiap orang.
Air adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Dalam tubuh kita mengandung air sebanyak 75%, yang berperan dalam mempertahankan suhu tubuh, fungsi ginjal, dan menghilangkan rasa haus. Dengan meminum 4 – 5 liter air manusia dapat bertahan hidup 2 – 3 minggu sedangkan tanpa air manusia dapat bertahan hidup hanya 2 – 5 hari saja walaupun kondisi tubuh tidak terluka. Dalam keadaan survival jangan menunggu kehabisan persedian air, baru memulai mencarinya. Hematlah selalu air yang ada dan segera mencari sumber air terdekat untuk memenuhi persedian air kita. Kalau kondisi airnya terbatas lakukanlah pembagian jatah untuk setiap orang.
Air dapat dikonsumsi
dengan baik apabila tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Untuk mendapatkan
sekedar air sebenarnya tidak terlalu sulit apalagi hutan hujan tropis. Yang
jadi pertanyaan adalah apakah air tersebut layak untuk kita konsumsi atau
tidak. Berdasarkan sumber air yang diperoleh, ada air yang langsung dapat
diminum dan ada yang harus mengalami treatment terlebih dahulu (dimasak,
disterilkan, dan lain-lain).
Sumber air yang dapat langsung diminum
Pertama adalah air hujan. Meskipun kadang air hujan mengandung asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum langsung, hanya diperlukan cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat menampung air seperti ponco, daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada baiknya setelah mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.
Pertama adalah air hujan. Meskipun kadang air hujan mengandung asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum langsung, hanya diperlukan cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat menampung air seperti ponco, daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada baiknya setelah mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.
Sumber yang kedua
adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat memanfaatkan proses respirasi
tumbuhan untuk mendapatkan air. Caranya adalah selubungkan sebuah ranting dan
daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun
akan menyebabkan timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Pilih bagian
daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada lumut kita dapat langsung menyerap air
pada lumut dengan bahan yang mudah menyerap air seperti kain.
Sumber yang ketiga
adalah embun. Pada daerah yang memiliki iklim yang sangat ekstrim dimana sangat
panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari, kita dapat menampung embun
sangat banyak. Untuk mendapatkan air kita dapat menggunakan kain, busa, ponco,
plastik dan lain-lain.
Sumber yang keempat
adalah tanaman rambat atau rotan yang ada di hutan. Potonglah dengan pisau
setinggi mungkin yang dapat dijangkau kemudian potong juga bagian bawahnya yang
dekat dengan tanah. Air yang menetes dari batang tersebut dapat ditampung atau
langsung diteteskan ke mulut.
Sumber yang kelima
adalah air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, biasanya setelah hujan
ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga kantong semar
(Nephenthes sp) terdapat air. Untuk air yang dari kantung semar sebaiknya
dimask dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati dan berbau.
Sumber keenam adalah
dengan memanfaatkan kondensi tanah. Dalam hal ini memanfaatkan uap air tanah
yang ditahan kemudian ditampung kedalam suatu tempat. Caranya adalah galilah
tanah dengan kedalaman tertentu kemudian gelarkan plastik diatas lubang
tersebut kemudian ujungnya ditahan. Beri pemberat di bagian tengah plastik
penutup lubang hingga plastik agak masuk kedalam lubang. Sebelumnya telah
diletakkan suatu wadah tepat dibagian tengah pemberat hingga nantinya air akan
menetes di wadah tersebut. (lihat gambar….)
Sumber air yang tidak dapat langsung diminum
Lubang Air dan. Air yang terdapat di tempat ini biasanya juga bercampur dengan lumpur, potongan ranting, daun-daun kecil dan partikel-partikel besar lainnya. Cara yang terbaik adalah membiarkan terlebih dahulu air untuk beberapa saat agar mengendap. Sedngkan yang terapung di permukaan dapat dipungut langsung. Cara lain adalah dengan menggunakan kain atau busa kemudian diletakkan di permukaan secara perlahan dicelupkan ke dalam air lalu di peras dan ditampung disuatu tempat. Bisa juga dilakukan penyaringan atau disterilisasi dengan bahan-bahan seperti tablet Halazone, Iodine, Butir garam abu permanganate, atau bahan lainnya yang dibawa.
Lubang Air dan. Air yang terdapat di tempat ini biasanya juga bercampur dengan lumpur, potongan ranting, daun-daun kecil dan partikel-partikel besar lainnya. Cara yang terbaik adalah membiarkan terlebih dahulu air untuk beberapa saat agar mengendap. Sedngkan yang terapung di permukaan dapat dipungut langsung. Cara lain adalah dengan menggunakan kain atau busa kemudian diletakkan di permukaan secara perlahan dicelupkan ke dalam air lalu di peras dan ditampung disuatu tempat. Bisa juga dilakukan penyaringan atau disterilisasi dengan bahan-bahan seperti tablet Halazone, Iodine, Butir garam abu permanganate, atau bahan lainnya yang dibawa.
Air yang menggenang.
Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam keadaan darurat air seperti
ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman untuk memanfaatkan air itu
adalah dengan melakukan penyaringan.
Air hasil galian di
pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut harus mengalami proses
lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu. Caranya adalah ukur jarak
sekitar 5 – 7 meter diatas air pasang untuk melakukan penggalian dengan cara
membuat lubang kecil. Air yang didapat dengan cara ini biasanya tidak
mengandung garam. Sebagai catatan air yang segar akan terletak diatas air yang
asin dalam lubang galian tersebut. Air yang didapat dengan cara ini walaupun
agak payau akan tetapi aman untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau
maka dapat dilakukan penggalian dengan penambahan jarak galian atau dilakukan
penyaringan.
Cara penyaringan air
Pertama penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang berlapis. Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih jelas terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.
Pertama penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang berlapis. Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih jelas terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.
Kedua. Dengan cara
melewatkan air kedalam bambu. Tabung bambu bagian dasar dilapisi dengan kerikil
dan ijuk atau bisa digunakan lapisan dedaunan kering dan rumput kering sebagai
penyaringnya. Perlu diingat juga bahwa cara membersihkan air dapat dilakukan
dengan mengendapkan selama 24 jam. Untuk menjaga kebersihannya maka sebaiknya
tempat pengendapan ditutup rapat.
”INGAT! APABILA INGIN
MINUM AIR, ambillah sedikit demi sedikit/ isapan. Jangan langsung minum
sebanyak-banyak apabila menemukan air. Meminum sekaligus banyak hanya akan
membuat muntah seseorang yang sedang kekurangan cairan (dehydrasi) sehingga
akan membuat keadaan menjadi lebih parah.”
Tanda dari hewan ke sumber Air
Hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air dan akan selalu berusaha di dekat sumber air. Hewan ini memerlukan air setiap sore dan pagi hari, bekas jejak hewan ini akan sangat jelas menuju ke lembah ke arah sumber air.
Hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air dan akan selalu berusaha di dekat sumber air. Hewan ini memerlukan air setiap sore dan pagi hari, bekas jejak hewan ini akan sangat jelas menuju ke lembah ke arah sumber air.
Burung pemakan buah
tidak akan jauh dari sumber air. Binatang ini minum pada pagi dan sore hari.
Apabila burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda akan menuju air.
Setelah minum burung tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan sering
beristirahat. Pastikanlah lintasan terbang burung ini maka kemungkinan besar
akan bertemu sumber air.
Serangga sebagai tanda
yang baik terutama lebah. Mereka bisa terbang sekitar 6,5 Km dari sarang tetapi
tidak mempunyai jadwal tetap mencari air. Semut sangat memerlukan air,
sekumpulan semut yang berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang
terperangkap di sana. Seringkali penampungan air ini satu-satunya didaerah yang
kering.
Menahan air dalam tubuh
Untuk menahan air dalam tubuh kita atau agar tidak cepat kehilangan kadar air dalam tubuh (dehydrasi) perlu diingat ;
Untuk menahan air dalam tubuh kita atau agar tidak cepat kehilangan kadar air dalam tubuh (dehydrasi) perlu diingat ;
* Hindari pergerakan
yang berlebihan
* Untuk orang yang suka merokok, jangan terlalu banyak merokok.
* Berteduh di tempat yang teduh
* Jangan minum alcohol
* Untuk orang yang suka merokok, jangan terlalu banyak merokok.
* Berteduh di tempat yang teduh
* Jangan minum alcohol
· Bernapas melalui
hidung, sedikit mungkin melalui mulut.
Perapian dan cara memasak dalam survival
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll.
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll.
Dalam membuat api
perlu diketahui 3 syarat yaitu udara, bahan bakar dan sumber panas. Satu syarat
diatas tidak terpenuhi maka tidak akan terjadi pembakaran. Pilih tempat dekat
shelter yang kering, terlindung dari angin dan dibersihkan dahulu dari serasah
atau bahan lain yang mudah terbakar disekitarnya untuk mencegah kebakaran.
Dalam menyalakan api
khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan sebagai berikut;
1. Tinder (penyala),
material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu percikan api.
2. Kindling
(pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan
ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
3. Fuel (bahan bakar),
material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan
pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.
Untuk daerah yang
lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan di Indonesia cara efisien
dan efiktif adalah menggunakan korek api dan lilin agar tidak cepat mati. Akan
tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara yang dapat dicoba. Tetapi
ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Cara-cara yang dapat
dilakukan diantaranya;
1. Menggunakan lensa /
kaca pembesar / lup
2. Mengesekan
kayu/bambu dengan kayu/bambu (keduanya harus kering)
3. mengesekkan pisau
dengan batu dan atau batu dengan batu.
Tapi ingat, ketiga
cara diatas tidak direkomendasikan di hutan yang lembab (Indonesia). Oleh
karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan.
Setelah dapat membuat
api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu untuk dipelajari.
Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan terhadap bahan yang tersedia
di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasak diantaranya;
mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah
kenikmatan, dan lain-lain.
Apabila kita membawa
peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila
peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak kita bisa
menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak tersebut
diantaranya;
1. Memasak dengan
menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita gunakan bersih.
2. Dengan menggunakan
bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masih hidup. Potong sesuai
ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan kedalam lubang bambu
kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.
3. Memasak dengan
menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya. Lalu lubang tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang
bisa menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam beberapa saat
ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan, selanjutnya
tutup kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang tidak terlalu besar
tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi
dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
4. Memasak dengan
menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda. Lalu kupas ujung
bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras yang kita cuci
kedalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut
kedalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang.
Banyak fasilitas dari
alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana memasak. Hal ini tergantung pada
kreatifitas dari survivor.
F. Sumber-sumber
makanan dari alam
Survivor dapat
bertahan hidup maksimal tanpa makanan selama 2 – 3 minggu. Kondisi ini apabila
tidak ada air sama sekali. Sama seperti air jangan menunggu makanan habis untuk
mencarinya. Menurut sumbernya makanan dapat diperoleh dari tumbuhan (Botani)
dan hewan (Zoloogi).
Zoologi praktis
Tidak semua hewan
dapat kita makan. Hal ini karena beberapa hewan dapat menimbulkan bahaya bagi
manusia. Sebab-sebab hewan berbahaya tersebut karena;
- Mengandung bisa /
racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis hewan ini, akan tetapi perlu
diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh
binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang
berbahaya tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau
lebah, kelabang dan atau scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular,
ikan lepu batu, ikan pari dan lain-lain.
- Menyebarkan bau yang
khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar
bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk
tersebut berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh
binatang ini adalah tikus busuk atau cecurut.
Satwa sebagai Sumber
makanan (lebih lengkapnya lihat di tabel):
· Molusca, contohnya
siput dan kerang.
· Annelida, contohnya
cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)dan lintah (Hirudinaria sp).
· Insecta, contohnya
belalang (Palanga sp)
· Crustacea, contohnya
udang dan kepiting
· Pisces, semua ikan
dapat dimakan.
· Amphibia, contohnya
katak Rana sp
· Reptilia, contohnya
ular, kadal, cecak dan lain-lain.
· Mamalia, contohnya
kelinci, rusa, tikus dan lain-lain.
· Aves, contohnya ayam
hutan Gallus gallus
Untuk mempermudah
mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan
sebagai berikut ;
· Tali, adakalanya
dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat
bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan
yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu
atau pilinan/anyaman serat tumbuhan seperti gambar……..
· Pisau, dapat dibuat
dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang
atau batuan yang diruncingkan
· Memancing, untuk
tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan
mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
· Selain dengan
peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah
pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai
dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan
ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
· Senjata, dalam
keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri
atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya
dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah
yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
· Jerat,/Jebakan dan
Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan
survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat khewan, jenis jerat
bermacam macam tergantung jenis serta ukuran khewan yang akan ditangkap.
Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan
terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam
mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa.Jerat yang
aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah
dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat
kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara
dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di
jaring sehingga mudah untuk ditangkap
Botani praktis
Yang perlu diperhatikan
dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan
tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan
ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
· Tumbuhan yang dapat
dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian buah serta
daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong, bunut, putat dan
lain-lain.
· Tumbuhan yang harus
dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar atau
digoreng. Contoh : Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan, buah saninten,
pasang, umbi talas dan lain- lain
· Tumbuhan yang harus
diolah lalu dimasak, Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti
perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral sebelum
dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena apabila
dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh : Umbi Acung,
Suweg, gadung dll.
Pada dasarnya tumbuhan
yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan tumbuhan
hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu dilakukan tes apakah bisa
dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang ingin
dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit,
apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan
lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.