Pendakian Gunung Lawu Pasca erupsi Kelud

|| || ,,,,,,,,, || Leave a komentar

Pendakian Gunung Lawu Pasca erupsi Kelud
Oleh : Afiotria
AM 31 MALIMPA
Bencana erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada pertengahan bulan Februari 2014 kemarin membawa duka bagi bangsa Indonesia, terutama para korban yang tinggal di sekitar Gunung Kelud. Melihat kondisi tersebut Kami tidak bisa tinggal diam, setelah koordinasi kami segera bergegas ke Kediri untuk memberikan pertolongan kepada  para korban. Selama dua minggu di Kediri suka duka selama di pengungsian menjadi pengalaman pertamaku mengabdikan diri membantu orang lain. Dua minggu sudah kami tinggal di Kediri untuk membantu para korban bencana, setelah semuanya terkondisi dengan baikdan aman kami pun bergegas untuk kembali ke Solo melakukan aktifitas seperti biasa. Namun ketika kami akan meninggalkan Kediri, ada temen mapala dari Sidoharjo yang juga menjadi relawan meminta untuk ikut ke Solo, dengan senang hati kamipun mengiyakan untuk mengajaknya  ke Solo.
             Mungkin rasa jenuh ketika menjadi relawan membuat kami ingin refreshing sejenak untuk mengembalikan semangat kami, dan akhirnya kamipun sepakat untuk mendaki Gunung Lawu. Gunung Lawu merupakan satu dari tiga Gunung yang lokasinya paling dekat dengan Kota Solo. Kebetulan tamu kami dari Sidoharjo belum pernah mendaki di Gunung ini sehingga sekalian saja kami mengantarnya. Kami berangkat dari solo jam 11 malam, untuk kemudian melakukan pendakian pagi harinya, sebelum sampai di pintu masuk Gunung Lawu di Cemoro Sewu kami sempatkan mampir ke Pasar Tawangmangu  untuk belanja sayur dan kebutuhan lain buat perjalanan besok.
Cemoro Sewu, Magetan pintu masuk G. Lawu via Jatim

. Selasa 25 Februari 2014 kami mulai pendakian ke Gunung Lawu, yang unik dari Gunung Lawu adalah gunung ini memiliki beberapa cerita masa lalu yang panjang, konon dahulu ketika kerajaan Mataram Kuno mulai runtuh, Gunung Lawu menjadi tempat persembunyian raja Mataram Kuno beserta para abdinya. sehingga Gunung Lawu sering dikunjungi masyarakat sebagai tempat untuk mengalap berkah bagi yang mempercayainya. Namun menurutku hal yang paling unik dari gunung lawu adalah keberadaan warung makan Mbok Yem yang terletak disekitar puncak. Keberadaan warung ini menjadi penyelamat bagi para pendaki yang kehabisan bekal. Tapi bukan berarti kita tidak mempersiapkan perbekalan untuk pendakian, walaupun di puncak Lawu ada warung tapi kita tetap harus membawa perbekalan sendiri dari bawah. Gunung tetap saja Gunung kita tidak boleh meremehkan atau mengabaikan karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di depan.
Puncak Triangulasi Gunung Lawu

Pukul 17.00 sore akhirnya kita sampai di warungnya mbok yem, karena hari sudah gelap kami tidak bisa melanjutkan pendakian ke puncak hari ini, akhirnya kami tahan sejenak untuk menikmati pemandangan esok hari, dan malam ini kami menginap di warungnya mbok yem.

DIKLATSAR XXXI MALIMPA 2013

|| || ,,,,,,,, || Leave a komentar

DIKLATSAR XXXI MALIMPA
oleh : Mariska Fitriani
NIA 13.30.004 MPA

Manusia takkan hidup apabila tak memiliki nyawa. Sama halnya dengan organsasi, nyawa dari suatu organisasi ialah sumber daya manusia. Organisasi tidak akan berjalan apabila tidak  memiliki sumber daya manusia (SDM). Agar organisasi berjalan dengan baik dan lancar, selain SDM yang mencukupi, juga SDM yang berkualitas. Untuk mendapak SDM yang berkualitas, tentu saja ada seleksi saat masuk dalam suatu organisasi.
MALIMPA (Mahasiswa Muslim Pecinta  Alam) merupakan unit organisasi yang terdapat di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Seperti halnya dengan organisasi-organisasi yang lain, MALIMPA juga membutuhkan SDM secara kuantitas dan kualitas. Sebagai obyek kaderisasi, MALIMPA juga setiap tahunnya mengadakan DIKLATSAR ( Penddikan dan Latihan Dasar). Tahun 2013 merupakan DIKLATSAR MALIMPA yang ke XXXI. Dalam DIKLATSAR tersebut MALIMPA mendapatkan peserta sebanyak 18 orang. Pelaksanaan DIKLATSAR XXXI ialah 10-17 November 2013. Lokasi di Dusun Tlogo Dlingo, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Pelaksanaannyapun berjalan dengan lancar tidak terjadi kecelakaan suatu apapun.
DIKLATSAR XXXI dikemas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, DIKALTSAR kali ini, memang lebih lama dari tahun sebelumnya, selain pelaksanaanya yang tergolong lama, DIKLATSAR XXXI ini, juga ada long march yang mengharuskan peserta berjalan dari dari Tawangmangu hingga kampus UMS, perjalanan tersebut memakan waktu selama 2 hari. Setelah 6 hari di lapangan,  2 hari longmarch. Proses yang lama tersebut bertujuan untuk mendidik peserta untuk mempunyai rasa kekeluargaan. Hal tersebut sangat berguna untuk organisasi MALIMPA, karena organisasi tidak dijalankan hanya dengan satu atau dua orang saja, melainkan membutuhkan SDM yang mencukupi. Selain rasa kekeluargaan, peserta dididik untuk loyalitas. apa itu loyalitas? Loyalitas merupakan bentuk sifat setia dengan sesuatu. Seseorang yang sudah loyal dengan organisasinya, dia akan lakukan apapun demi kebaikan dari organisasi tersebut dan itu sangat diperlukan dalam menjalankan organisasi. Ada lagi hal-hal yang di ajarkan saat DIKLATSAR XXXI ini, yaitu totalitas, peseta diharapkan mampu total dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Selain itu komitmen dari peserta sangatlah diperlukan sebelum masuk di MALIMPA. Karena sebelum ikut Diklatsar, pasti peserta mempunyai tujuan yang berbeda-beda dan itu perlu diluruskan oleh operasional dan instruktur apabila dari tujuan tersebut ada yang melenceng. Setelah tujuannya diluruskan, peserta di didik untuk komitmen dengan tujuan awalnya sebelum memasuki organisasi. Dari hal-hal seperti kekeluargaan, loyalitas, totalitas, dan komitmen, memang diperlukan untuk keutuhan organisasi, apalagi organisasi di lingkup kampus yang memang tak ada yang menggaji dalam menjalankannya. Namun, semua itu akan kembali ke pelaku organisasi sendiri. Manfaat tidak didapat saat melakukan, namun saat setelah melakukan sesuatu.      
Dalam DIKLATSAR tidak hanya di ajarkan mengenai keorganisasian saja, namun juga dilatih untuk bertahan(survive), karena MALIMPA kegiatannya memang banyak di alam. Sehingga perlu adanya teknik tersendiri dalam bertahan dalam kondisi apapun. Selain itu diperkenalkan pula latihan dasar mengenai divisi gunung hutan dan panjat tebing yang memakan waktu 6 hari. Kemudian dilanjukan dengan longmarch selama dua hari dengan tujuan untuk membentuk mental peserta. Longmarch bertujuan pula meyakinkan kepada peserta  bahwa mereka itu kuat dan mampu melakukan longmarch. Sebenarnya semua orng itu mampu, tergantung mindset dari si penggiat. Jangan pernah katakan tidak mampu apabila belum mencoba. Never say i can’t do it, but say i can do it. J

MENJAMAH PANORAMA GUNUNG MERBABU BARENG CA’ANG 31 MALIMPA

|| || ,,,,,,, || Leave a komentar
MENJAMAH PANORAMA GUNUNG MERBABU
BARENG CA’ANG 31 MALIMPA
Oleh: Frendy Widjaya
NIA. 13.30.003 MPA

          Di ujung bulan september ceria 2014 adalah momen awal kami menguji fisik dengan mendaki gunung setinggi 3.145 mdpl. Gunung merbabu itulah namanya, gunung api bertipe strato ini secara administratif berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan,Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.
         Pendakian ini merupakan salah satu ajang memperkenalkan alam khususnya kawasan gunung bagi para calon anggota (CA’ANG) MALIMPA 31. Dengan persiapan yang sudah dikemas secara matang sebelumnya kamipun bergegas berangkat dari sekretariat MALIMPA menuju kaki gunung merbabu sabtu siang, dengan peserta berjumlahkan 19 orang yang terdiri dari 8  anggota biasa (AB) dan 11 CA’ANG. Namun sebelumnya kegiatan ini direncanakan  bebarengan dengan 4 mahasiswa asing Universitas Muhammadiyah Surakarta dari negara jepang, rusia, jerman,dan satunya lagi berasal dari jordania. Dikarenakan padatnya jam kuliah dari beberapa mahasiswa asing, sehingga pada akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk bisa bergabung dalam pendakian kali ini.
Berkendarankan sepeda motor rombongan mulai mengulir gas satu persatu dengan tujuan awal base camp jalur selo. Di gunung merbabu sendiri sebenarnya terdapat beberapa jalur umum yaitu : jalur kopeng thekelan, jalur kopeng cunthel, dan jalur wekas. Namun jalur yang kita pilih ini juga tak kalah populernya dari jalur-jalur yang lainnya yaitu jalur selo.
           Sesaat sebelum sampai bascamp kami sudah dihadapkan dengan jalan yang menanjak dan sedang mengalami perbaikan dibeberapa titik, sampai-sampai peserta ada yang turun dari motor dan berjalan kaki karena motor yang dikendarai tak kuat menahan beban saat menanjak. Sesampainya dibascamp selo drigen-drigen kosong mulai diisi dengan air sumur milik penduduk setempat, digunung merbabu sendiri sangat sulit menemukan mata air maka dari itu disarankan membawa air dari bawah.
          Setelah dirasa cukup untuk mengecek perlengkapan dan melakukan proses perijinan, disore hari yang cerah rombongan memulai pendakiannya. Kurang lebih 3 jam sampailah kami di bawah pos batu tulis, disini rombongan memutuskan untuk mendirikan tenda karena cuaca sudah larut malam dan kondisi fisik peserta mulai surut. Trangia dan perlengkapan masak lainnya satu persatu dikeluarkan, koki koki kami bersiap meracik santapan untuk malam ini. Dirasa sudah cukup untuk mengisi perut yang kosong, kamipun beristirhat guna mengumpulkan tenaga untuk perjalan esok harinya.
          Fajar menyingsing, mata mulai terbuka oleh pancaran sinar matahari yang menyiratkan cahayanya dimuka bumi. Sekitar pukul 08.00 WIB kami menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa menuju puncak dan hanya sebagian yang kami bawa sisanya ditinggal dibascamp, dan 2 orang dari rombongan memutuskan menetap dibascamp dan menjaga perlengkapan yang kami tinggal. Ternyata saat kita terlelap semalam, tak sadar ada satu rombongan yang berasal dari jogja yang mendirikan tenda disamping tenda kami.
        Tanjakan-tanjakan terjal berdebu menyambut pendakian di pagi hari ini, serta jalan yang curam memaksa kami berpegangan pada tumbuhan kerdil disamping jalur. Di sela-sela nafas yang tersengal-sengal di arah sebelah selatan kami disuguhi pemandangan yang begitu menakjubkan, iya, itu adalah gunung merapi yang berdiri kokoh dengan hamparan pasir didekat puncaknya yang terlihat jelas disudut mata, lumayan sebagai hiburan untuk menambah semangat kami menuju puncak.
Rombongan kemudian beristrahat di sabana 1 untuk sedikit membuka makanan ringan dan minuman, maklum karena energi lumaya terkuras. Alang alang yang menguning sangat indah untuk dilihat, serta hamparan  yang luas  cukup apabila kita ingin mendirikan tenda disini.
         Kaki beranjak melangkah melanjutkan perjalanan yang tak berapa lama kami sampailah di sabana II. Ternyata ada teman kita dari OPA lain yang semalam beristirahat disini. Puncak sudah lumayan dekat, namun tanjakan terjal yang terlihat sangat tinggi mengingatankan kita untuk lebih berhati-hati dan menyiapkan tenaga lebih. Debu yang berterbangan begitu mengganggu penglihatan kami, dan tak jarang beberapa kali anggota rombongan terpeleset tersungkur jatuh, namun hal ini malah membuat kami tertawa dan saling ejek satu sama lain.
        Sekitar pukul 12.00 WIB tibalah kami dipuncak kentengsongo, rasa puas yang cukup mendalam masuk kedalam hati kami. Saking puasnya beberapa dari kami terplencar ada yang masih penasaran untuk melihat sekeliling puncakan, ada juga yang kemudian tertidur karena kelelahan saat pendakian. Namun saya masih sibuk membongkar peralatan masak untuk sedikit memasak makanan untuk para rombongan. Dengan cepatnya masakan sudah siap saji satu persatu anggota merapatkan barisan dan ambil posisi, dengan lahapnya seketika makanan sudah habis disantap.
        Kami tak ingin berlama lama menghabiskan waktu di sini, karena teman yang tinggal dibawah masih menunggu kedatangan  kami. Seusai berfoto foto bareng, terjunlah rombongan menuruni puncakan dengan beraneka gaya yang digunakan. Mulai dari plorotan, klesotan, jalan miring ala kepiting, pegang tangan, dan sedikit berlarian. Ditengah-tengah jalan rombongan berpapasan dengan 2 orang yang asyik dengan aktifitasnya, bercanda tawa  menikmati pendakiannya sambil membawa kantong sampah untuk memunguti sampah yang mereka temui. Mereka ini ternyata juga berasal dari solo, tepatnya mahasisawa Universitas Negeri Sebelas Maret.
       Dengan waktu turun sekitar 3 jam sampailah rombongan dibascamp tempat kami mendirikan tenda dengan 2 teman yang sudah menunggu dan menyiapakan hidangan untuk makan siang. Karena waktu yang sudah mulai sore dan agar tidak terlalu malam saat perjalanan, tak lama selesai makan semua peralatan dipacking dan segera memulai perjalanan turun kembali. Peristiwa saling berpegangan tangan untuk membantu yang lain terjadi disini, khususnya dari calon anggota yang sebagian masih pemula dengan penuh kesabaran anggota biasapun membimbing dan menemani secara hati-hati. Dan akhirnya kita telah sampai dibasecamp selo tempat kami menitipkan sepeda motor. Ternyata tak disangka begitu ramainya para pendaki lain yang ada disana berbeda dengan hari sebelumnya yang teramat sepi.
         Sepatu berbau dan berdebu terlepas dari kaki yang kaku, otot otot yang tegang mulai dilemaskan. Sejenak rehat untuk memulihkan tenaga yang terkuras seharian. Beberapa bagian tubuh dibersihkan dengan air sumur yang menyegarkan agar fokus saat perjalanan pulang. Kemudian rombongan pulang kembali ke solo, di tengah tengah perjalanan kami menyempatkan untuk mengisi perut di warung mie ayam sambil bercerita tentang momen yang baru dilalui.
Dan akhirnya diujung kegiatan ini petualangan dan pengalaman baru kita dapatkan, dari sebuah kebersamaan, kerjasama, kepedulian, dan kebulatan tekat untuk mencapai sebuah target. Sungguh pengalaman yang mengasyikan dan takkan terlupakan.


GPS

|| || || Leave a komentar
GPS,sejarahnya dan perkembangannya
Akip 12.29.002 MPA

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Nama lengkap GPS adalah NAVSTAR GPS (Navigational satellite Timing and Ranging Global Positioning System), namun lebih sering dikenal sebagai GPS. GPS mulai diaktifkan untuk umum pada 17 Juli 1995.
Sejarah
Amerika Serikat merupakan negara pencetus dan pemrakarsa GPS. Pada dasarnya, bentuk sistem teknologi GPS sama dengan sistem navigasi radio pangkalan pusat, seperti LORAN dan Decca Navigator yang dikembangkan pada tahun 1940-an dan digunakan selama Perang Dunia II. Inspirasi pembuatan sistem GPS sebenarnya datang dari Uni Soviet yang pada saat itu, tahun 1957, meluncurkan satelit pertama mereka, Sputnik. Sebuah tim ilmuwan AS yang dipimpin oleh Dr. Richard B. Kershner saat itu memonitor transmisi radio Sputnik. Mereka menemukan bahwa Efek Doppler berpengaruh pada transmisi radio, di mana sinyal frekuensi yang ditransmisi Sputnik sangat tinggi saat baru diluncurkan dan semakin rendah seiring dengan satelit menjauhi bumi. Mereka menyadari bahwa dengan mengetahui letak bujur lokasi mereka dengan tepat di peta dunia, mereka mampu melacak posisi satelit tersebut mengorbit berdasarkan tolak ukur penyimpangan Efek Doppler.
Transit, satelit sistem navigasi pertama yang digunakan oleh Angkatan Laut AS sukses diujicobakan pertama kali pada tahun 1960. Sistem yang menggunakan kumpulan dari lima satelit ini mampu menentukan posisi sekali tiap jamnya. Pada tahun 1967, AL AS mengembangkan satelit Timation yang membuktikan kemampuannya dengan menetapkan waktu yang akurat di angkasa, merupakan teknologi acuan sistem GPS. Tahun 1970-an, Sistem Navigasi Omega pangkalan pusat, berdasarkan pembandingan fase sinyal, menjadi sistem navigasi radio pertama yang meliputi seluruh dunia. Satelit percobaan pertama Block-I GPS diluncurkan pada Februari 1978. Satelit-satelit GPS pertama kali dibuat oleh Rockwell International (sekarang merupakan bagian dari Boeing) dan sekarang dibuat oleh Lockheed Martin (IIR/IIR-M) dan Boeing (IIF). Sebelum dikembangkan sistem GPS, sistem satelit pertama disebut Transit (The Navy Navigation Satellite System) dan dioperasikan mulai tahun 1964. Transit tidak mempunyai piranti untuk mengetahui waktu dan waktu yang diperlukan receiver untuk menghitung posisinya sekitar 15 menit. Namun demikian banyak yang bisa dipelajari dari sistem ini. GPS adalah hasil kemajuan pesat yang diperoleh karena sistem Transit. GPS tujuan semula hanya digunakan untuk keperluan militer, baik untuk menunjukkan posisi secara tepat (positioning), membantu dalam memberikan arah (navigation), dan sistem pencapaian senjata, untuk menggantikan Transit dan juga sistem navigasi lainnya. GPS mempunyai ketepatan tinggi dan jam atom yang stabil pada awak satelit yang berguna untuk memberikan waktu transfer yang tepat. Untuk pertama kali satelit GPS diluncurkan pada tahun 1978 dan pada pertengahan 1980, produk pertamanya bisa digunakan untuk umum (non militer) Tahun 1984 Presiden Reagan mengumumkan bahwa sebagian kemampuan GPS boleh digunakan oleh masyarakat luas. Sistem ini masih terus diperbaharui dan disempurnakan dengan meluncurkan satelit-satelit yang lebih baik untuk menggantikan satelit-satelit yang sudah tua. Systim Transit melahirkan sejumlah ruang  termasuk metode dua frekuensi untuk mengoreksi kesalahan ionosfer , detektor sikap solar , muatan dual - peluncuran , memori elektronik satelit sistem otentikasi uplink , dan stabilisasi gravitasi - gradien . Pengembangan Transit merupakan langkah besar dalam banyak bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ruang angkasa , termasuk perangkat elektronik , sirkuit dan desain kemasan , kemajuan dalam desain mekanik , bahan-bahan baru , kontrol operasi satelit , pengembangan perangkat lunak , dan penggunaan permodelan dan simulasi .
warisan Transit dapat dilihat dalam penerapan banyak inovasi dan penemuan untuk upaya ilmiah dan teknik dan produk yang bermanfaat bagi umat manusia  meliputi :
Teknologi Antariksa . Transit memelopori banyak bidang teknologi ruang angkasa , termasuk sistem stabilisasi , memajukan waktu dan frekuensi standar , multiple peluncuran pesawat ruang angkasa , dan komputer memori elektronik pertama di luar angkasa . Masing-masing dari kemajuan ini manfaat program ruang angkasa Amerika .
Geodesi . Transit baik diperlukan dan dimungkinkan kemajuan besar dalam pengetahuan tentang medan gravitasi bumi , sehingga secara dramatis meningkatkan kemampuan pelacakan satelit .
Ilmu Space. Rekayasa Transit dan penelitian satelit membuat pengukuran pertama proton berenergi rendah di daerah kutub , menemukan arus lapangan -blok aurora , dan terdeteksi dan diukur sabuk radiasi buatan yang dibuat oleh uji coba nuklir ketinggian tinggi Starfish di 1962.This karya awal yang dipimpin program untuk NASA dan lembaga lainnya .
Kesehatan. Teknologi Transit memacu perkembangan banyak perangkat untuk meningkatkan kualitas hidup kita , termasuk alat pacu jantung dapat diisi ulang , diprogram sistem pengobatan implan , defibrillator implan otomatis , dan sistem untuk mengobati anak-anak autis .
Pada bulan Oktober 1996 , APL menerima Certificate of Recognition Pertahanan untuk Inovasi Akuisisi penghargaan untuk prestasi dalam Sistem Satelit Navigasi Transit Angkatan Laut . Disampaikan oleh Kantor Asisten Sekretaris Angkatan Laut Penelitian , Pengembangan , dan Akuisisi , penghargaan ini adalah salah satu dari hanya dua Pertahanan Sertifikat Pengakuan dan 1.300 akuisisi penghargaan keunggulan diberikan dalam sebuah komunitas lebih dari 41.000 organisasi yang memenuhi syarat . Kutipan mencatat bahwa karena sistem berkembang lebih dari 30 tahun beroperasi , upgrade hardware ke sistem pelacakan yang diperlukan hanya tiga kali .  Pada akhir tahun 1996 Transit pensiun setelah lebih dari 32 tahun terus-menerus digunakan untuk  Angkatan Laut Navigation Satellite System , dan layanan tersebut sukses untuk US Navy
Upaya dalam pengembangan teknologi GPS dapat kita lihat timeline dibawah ini
* Pada tahun 1972, Holloman AFB AS melakukan perbandingan pengujian dua prototipe penerima GPS di atas White Sand Missile Range, menggunakan satelit tiruan pangkalan pusat.
* Tahun 1978, satelit percobaan pertama Block-I GPS diluncurkan.
* Tahun 1983, setelah pesawat interseptor Rusia menembak pesawat terbang sipil KAL 007 di wilayah udara terlarang Rusia, yang membunuh 269 orang dalam peristiwa tersebut, presiden AS Ronald Reagan mengumumkan bahwa sistem GPS akan dapat digunakan oleh rakyat sipil begitu sistem itu selesai dibuat.
* Tahun 1985, sepuluh satelit percobaan Block-I GPS tambahan diluncurkan untuk memvalidasi konsep tersebut.
* Pada 14 Februari 1989, satelit modern Block-II pertama diluncurkan.
* Tahun 1992, Space Wing kedua, yang pada dasarnya mengontrol sistem, di-non aktifkan dan diganti dengan Space Wing ke-50.
* Pada Desember 1993 sistem GPS mampu beroperasi untuk pertama kalinya.
* Pada 17 Januari 1994, konstelasi komplit 24 satelit telah mengorbit.
* Kemampuan untuk beroperasi penuh dideklarasikan oleh NAVSTAR pada April 1995.
* Tahun 1996, menyadari pentingnya GPS bagi rakyat sipil, presiden AS Bill Clinton mengeluarkan kebijakan langsung yang menyatakan GPS sebagai dual-use system dan mendirikan Interagency GPS Executive Board untuk mengatur penggunaannya sebagai aset negara.
* Tahun 1998, Wakil Presiden AS Al Gore mengumumkan rencana untuk mengupgrade GPS dengan dua sinyal sipil untuk mempertinggi keakuratan dan keandalan pengguna, terutama dengan respek terhadap faktor keselamatan penerbangan.
* Pada 2 mei 2000, “Selective Availability” tidak dilanjutkan sebagai hasil dari Peraturan Pemerintah tahun 1996, memungkinkan pengguna untuk menerima sinyal tidak bertingkat secara global.
* Tahun 2004, pemerintah AS menandatangani sebuah perjanjian bersejarah dengan Komunitas Eropa membangun kerjasama dalam bidang GPS dan rencana sistem Galileo Eropa.
* Tahun 2004, presiden AS George W. Bush memperbaharui kebijakan nasional, menggantikan lembaga eksekutif dengan National Space-Based Positioning, Navigation, and Timing Executive Committee.
* November 2004, QUALCOMM mengumumkan keberhasilan menguji aplikasi bantuan sistem GPS pada telepon genggam.
* 2005, satlelit GPS pertama yang dimodernisasi diluncurkan dan mulai mentransmisikan sinyal sipil kedua (L2C) untuk meningkatkan manfaatnya bagi pengguna.
* Peluncuran terbaru pada 17 Oktober 2007. Satelit GPS tertua yang masih beroperasi diluncurkan pada 4 Juli 1991 dan mulai dioperasikan pada 30 Agustus 1991.
* 14 September 2007, peraturan tentang Sistem Pengendalian Segmen Pusat yang telah usang digantikan dengan Rencana Evolusi Arsitektur yang baru.
KEGUNAAN GPS
· Militer. GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman, mana lawan untuk menghindari salah target ataupun menentukan pergerakan pasukan.
· Navigasi. GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi. Dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
· Sistem Informasi Geografis. Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
· Pelacak kendaraan. Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan. Dengan bantuan GPS, pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada di mana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
· Pemantau Gempa. Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya milimeter dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.
· Navigasi Pesawat Terbang. Kebanyakan sistem penerbangan menggunakan alat GPS biasa dalam penerbangan, kecuali ketika mendarat dan lepas landas, sama seperti alat elektronik lain. Larangan penggunaan GPS disebabkan adanya isu keselamatan, yaitu tidak ingin penumpang memetakan posisinya. Sebaliknya, sebagian penerbangan juga memasukkan GPS ke dalam sistem hiburan penerbangan. Dengan pengamatan GPS, maka informasi posisi 3D, kecepatan dan percepatan pesawat terbang dapat ditentukan secara teliti. Di samping itu GPS juga dapat digunakan sebagai sistem navigasi pesawat terbang pada saat survey dengan metode real time DGPS (Differential Global Positioning System).
· Penangkapan Ikan di Perairan Luas. Trimble memperkenalkan penerima GPS pertama di dunia untuk navigasi laut pada tahun 1985. Dan seperti yang mungkin kita duga, menavigasikan perairan dunia menjadi lebih tepat daripada sebelumnya. Saat ini alat penerima Trimble dapat ditemukan di perahu-pearhu di seluruh dunia, mulai dari perahu nelayan, kapal kargo pengantar barang, sampai kapal-kapal pesiar mewah. Sebuah perusahaan penangkapan ikan asal Selandia Baru menggunakan GPS supaya mereka dapat kembali ke wilayah terbaik untuk menangkap ikan tanpa perlu tersesat sebelumnya.
CARA KERJA GPS
Perangkat GPS menerima sinyal dari satelit dan kemudian melakukan perhitungan sehingga pada tampilan umumnya kita dapat mengetahui posisi (dalam lintang dan bujur), kecepatan, dan waktu. Disamping itu juga informasi tambahan seperti jarak, dan waktu tempuh. Posisi yang ditampilkan merupakan sistem referensi geodetik WGS-84 dan waktu merupakan referensi USNO (U.S. Naval Observatory Time).
Ilmuwan mengembangkan suatu konfigurasi untuk sistem GPS yang dapat menjangkau secara global dengan menggunakan sedikitnya 21 satelit pada medium earth orbit (MEO).
· 21 satelit yang aktif dan 3 satelit cadangan.
· Enam bidang orbit. Ketinggian: 20,200 km. Period: 11 jam 58 menit. Kemiringan: 530
· Empat satelit per pesawat.
· Lima stasiun pengawasan
Pada awalnya, peneliti berpendapat bahwa sebuah konfigurasi garis edar bumi geostationary (GEO) berada pada 36,000 km. Namun hal ini dibantah karena pendapat tersebut berarti satelit-satelit akan memerlukan pemancar yang lebih kuat dan sarana peluncuran yang lebih tangguh. Selain itu, GEO akan memberikan jangkauan daerah kutub yang lemah. Bahkan konfigurasi test pendahuluan menunjukan bahwa pesawat – pesawat peluncur berada pada kemiringan 630. 24 satelit-satelit GPS yang baru berada pada konfigurasi Block II, dan telah diluncurkan antara tahun 1989 dan 1994.
Konfigurasi ini menunjukan bahwa enam pesawat berada pada kemiringan 550. Berada pada posisi garis bujur yang sama yaitu pada 600 garis bujur, kemiringan ini memberikan jangkauan global terbaik, termasuk daerah kutub. Satelit-satelit bahkan dibagi menjadi empat generasi: II, IIA, IIR dan IIF. Perbedaan-perbedaan yang utama ada pada ketelitian dan jumlah maksimum hari tanpa kontak dari stasiun pemantauan dan kendali.
Stasiun pengawasan mengirimkan data yang baru dan telah diperbaiki kepada masing-masing satelit setiap empat jam. Data ini mencakup koreksi terhadap waktu dan posisi yang tepat dari satelit tersebut dan satelit-satelit GPS lainnya yang berada di dalam orbit. Data terbaru mengenai posisi satelit dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran GPS terhadap ground antenna di lokasi yang telah diketahui. Stasiun pengawasan ditempatkan di dekat garis katulistiwa untuk mengurangi efek ionospheric.



Konsep GPS
Hubungan mendasar antara satelit dan receiver digambarkan dalam lima langkah-langkah di bawah ini :
1. Receiver menerima sinyal dari satelit GPS.
2. Hal tersebut menentukan perbedaan antara waktu yang ada dengan waktu yang disampaikan melalui frekuensi yang ada.
3. Sinyal yang dikirimkan juga menghitung jarak satelit dari receiver, dengan memperhitungkan bahwa sinyal tersebut dikirim dengan kecepatan cahaya.
4. Receiver menerima sinyal dari dua satelit yang lain, dan kembali menghitung jarak dari    mereka.
5. Dengan mengetahui jarak nya dari tiga lokasi yang berbeda, receiver mentrianggulir (triangulation) posisi nya.



GPS memiliki dua tingkat ketelitian:
* Sistem posisi standar (standard positioning system / SPS)
SPS merupakan yang disediakan untuk umum (sipil). Tingkat akurasi yang dihasilkan adalah 100 m untuk posisi horisontal dan 150 meter untuk posisi vertikal.
* Sistem posisi presisi (precision positioning system / PPS)
PPS digunakan oleh Departemen Pertahanan AS dan tidak disediakan untuk umum.

Penerima GPS menghitung posisinya dengan mengukur jarak antara posisinya dan tiga atau lebih satelit GPS lainnya. Masing-masing satelit memiliki jam atom dan secara berkesinambungan mengirimkan pesan-pesan yang memuat waktu dan lokasi yang tepat. Penerima menggunakan jamnya untuk menetapkan dengan seksama waktu penerimaan setiap pesan. Hal itu membuat jarak dengan setiap satelit sejak pergerakan sinyal bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Dengan mengetahui jaraknya dengan sedikitnya tiga satelit dan posisi satelit tersebut, penerima menghitung posisinya menggunakan trilaterasi. Kenyataannya, penerima-penerima tersebut biasanya tidak memiliki ketepatan waktu yang akurat, tetapi melacak empat satelit atau lebih sehingga memungkinkan mereka untuk menetapkan baik lokasi maupun waktu yang akurat.

Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota kita anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada. Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B.
Jawaban ini tidak memuaskan anda karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D.
Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit. Beberapa fungsi dari GPS adalah : 1. Untuk melakukan navigasi terhadap kapal laut dan pesawat terbang. 2. Untuk menentukan jarak-jarak tertentu 3. Untuk melakukan suatu penemuan di bidang geografi 4. dll.
Pengembangan GPS.
Assisted-global positioning system (A-GPS)  merupakan pengembangan / penyempurnaan dari GPS sebagai satelit penentu posisi di belahan bumi.Satelit GPS yang dimiliki bumi mempunyai rasi bintang 24 satelit dalam enam orbit yang mendekati lingkaran, setiap orbit ditempati oleh 4 buah satelit dengan interval antara yang tidak sama. Orbit satelit GPS berinklinasi 550° terhadap bidang equator dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi sekitar 20.200 km.
Metode Advanced Positioning yang terdapat pada A-GPS merupakan metode penentuan posisi yang paling tinggi akurasinya dibandingkan metode deteksi posisi lainnya seperti misalnya Time Difference Of Arrival (TDOA), maupun Enhanced Observed Time Difference (E-OTD) sehingga A-GPS jauh lebih efisien dan efektif dalam mengakses informasi dari satelit karena tidak perlu mencari data satu persatu dari ke-24 satelit yang ada, namun A-GPS telah mengetahui sasaran (satelit) mana yang dibutuhkan atau dituju.
A-GPS pertama kali dikeluarkan oleh US FCC (United States Federal Communications Comission), yakni suatu badan komunikasi Amerika.Pada masa itu digunakan untuk mengakomodir Panggilan Darurat (911) agar penelpon dapat terlacak dengan lebih akurat, baik ketika di dalam maupun luar gedung.
Pada masa sekarang ini, deteksi posisi bukan lagi hanya untuk kebutuhan militer ataupun eksplorasi, namun akibat adanya "demam" piranti-piranti tanpa kabel ataupun komunikasi selular, penggunaan deteksi posisi telah menjadi sebuah kebutuhan di dunia telekomunikasi.
Atas dasar itulah, maka teknologi pencari posisi ini terus berevolusi mencari bentuk yang paling ideal dan sempurna
Keunggulan :
  • A-GPS menawarkan solusi terakurat dari metode-metode yang telah ada sebelumnya. Lebih lanjut, A-GPS merupakan layanan yang menggabungkan sistem GPS dan layanan GSM (Global System for Mobile Communications).
  • Layanan ini juga berguna untuk dapat menjembatani kekurangan dan kelebihan GPS dan LBS. LBS adalah Location Based Service yang sebenarnya adalah salah satu layanan tambahan dari selular GSM.LBS bukanlah sistem tetapi merupakan layanan yang menggunakan sistem tambahan penunjang sistem GSM.
  • A-GPS Menjadikan proses akses informasi menggunakan satelit menjadi lebih mudah dan cepat.




 A-GPS merupakan metode yang berbasis pada waktu. Pada metode ini akan dilakukan pengukuran waktu tiba dari sebuah sinyal yang dikirimkan dari satelit GPS. Hal ini berarti pada perangkat yang digunakan harus memiliki fasilitas untuk mengakses GPS. seperti halnya GPS, A-GPS juga menggunakan satelit yang memancarkan sinyal radio ke penerima yang terpasang pada permukaan atas bumi. Penerima GPS dihubungkan dengan antena yang menerima sinyal radio untuk mengkalkulasi posisi penerima GPS.  (dari berbagai sumber)

Bara PLTU Batubara

|| || ,,,,,,,,,, || Leave a komentar


Pernah dengar nama kota Batang sebelumnya?

Saya sering harus menjelaskan dengan lebih detil mengenai letak administratif kota kabupaten yang berumur 48 tahun tepat di tanggal ini, 8 April. Batang adalah kabupaten asal saya. “Sebelah timur Pekalongan, setelah Semarang dan Kendal,” atau “Pernah dengar Alas Roban?” Begitulah saya acap kali menjelaskan dimana letak Batang kepada mereka yang awam mengenai Batang Berkembang.

Batang selalu berada dibalik bayang-bayang Pekalongan karena Batang pernah menjadi bagian dari Pemerintahan Kabupaten Pekalongan semenjak 1 Januari 1936. Awalnya Batang adalah sebuah kabupaten yang berdiri sendiri sedari abad 17 hingga penghujung tahun 1935. Atas dasar itulah, muncul gagasan untuk menjadikan kembali Batang sebagai sebuah Kabupaten terlepas dari pemerintahan Kabupaten Pekalongan. Proses tersebut berjalan cukup alot hingga menghabiskan waktu hampir dua dasawarsa, terhitung dicetuskan pertama kali pada tahun 1946 dan berbuah hasil di tahun 1965.
Batang memang tidak setenar Pekalongan, saya akui. Namun saya tidak akan terus membanding-bandingkan antara Batang dan Pekalongan, ataupun membahas sisi historis Batang. Hanya saja, hampir tiga tahun belakangan ini, Batang tiba-tiba menjadi buah bibir mengalahkan pamor si kota Batik. Ada apa gerangan?

Ya betul. Pembangunan PLTU Batubara berkapasitas 2000 megawatt yang digadang-gadang akan menjadi PLTU terbesar se-Asia Tenggara di pesisir Ujungnegoro-Roban, Kabupaten Batang inilah penyebabnya. Tepatnya sejak tahun 2011 silam, pemerintah Indonesia mencanangkan sebuah program ambisius bertajuk Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I). Pembangunan PLTU Batubara Jawa Tengah ini adalah salah satu kegiatan yang masuk dalam Koridor Ekonomi Jawa. Pemerintah Indonesia selanjutnya menetapkan konsorsium PT. Bhimasena Power Indonesia (BPI), yang terdiri dari satu perusahaan Indonesia Adaro Power dan dua perusahaan asal negeri matahari terbit J-Power dan Itochu Corporation, sebagai pemenang tender proyek tersebut. Dengan nilai proyek lebih dari Rp. 30 Triliun, konsorsium ini kemudian memilih Batang sebagai lokasi pembangunan PLTU Batubara Jawa Tengah. Batang, kota yang sebelumnya tak tenar meski cukup nyaman untuk ditinggali, hingga saya beri julukan ‘sleepy little town’ ini terusik sejak saat itu.

Tak pelak, kota kecil ini mulai banyak dibicarakan. Apalagi konsorsium PT. BPI dan pemerintah Kabupaten Batang, akhirnya memutuskan pesisir pantai Ujungnegoro, yang juga merupakan Kawasan Konservasi Laut Daerah, menjadi lokasi yang dipilih sebagai tempat pembangunan PLTU. Proyek raksasa tersebut, seperti yang ditulis oleh Greenpeace dalam website resminya, akan menyita lahan pertanian produktif, sawah beririgasi teknis, perkebunan melati dan sawah tadah hujan hingga mencapai luas 700 hektar. Mega proyek ini dipastikan akan memberikan imbas pada lima desa di sekitar lokasi pembangunan PLTU, yakni Desa Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, dan Roban.

Pantai Ujung Negoro di KabupatenBatang merupakan kawasan konservasi laut daerah.






Keputusan untuk membangun PLTU Batubara di daerah tersebut jelas saja menuai protes dari warga Batang. Bagaimana tidak turut bergidik ngeri jika di daerahmu akan muncul cerobong-cerobong yang melepaskan merkuri sebanyak 226 kg setiap tahunnya? Padahal 0,907 gram merkuri dalam danau saja mampu menjadikan ikan di area seluas 100m² tak layak dimakan. Dengan kapasitas yang direncanakan, Greenpeace dalam briefing paper yang dikeluarkan bulan Februari lalu menyebutkan bahwa PLTU tersebut juga akan memproduksi sekitar 10,8 juta ton karbon ke atmosfer. Jumlah yang mencengangkan karena setara dengan emisi karbon seluruh negara Myanmar tahun 2009. Kedepan, Indonesia akan memimpin dunia dalam hal panas bumi, dengan 40% dari kapasitas cadangan. Bencana global yang menamakan diri perubahan iklim diam-diam sedang mengintai dan dengan perlahan akan menjadi warisan generasi masa yang akan datang.Tak terelakkan.

Awal bulan Maret lalu, bertepatan dengan kepulangan saya ke rumah, saya berkunjung ke calon lokasi pembangunan PLTU Batubara di kawasan Pantai Ujungnegoro tersebut sekalian untuk membeli terasi rebon favorit ibu saya. Sepintas memang tidak ada yang berbeda. Namun, begitu saya mendekati pantai, saya mulai menjumpai beberapa lahan yang sudah diberi papan menerangkan bahwa tanah tersebut telah berpindah kepemilikan di bawah PT. Bhimasena Power Indonesia. Di lain lokasi, masih di sepanjang perjalanan menuju pantai, saya pun menyaksikan puluhan pemuda tinggi tegap berseragam yang tak lain adalah satpam yang bertugas menjaga keamanan pembangunan proyek PLTU Batubara. Di salah satu titik selanjutnya, sedang dilakukan pembuatan jalan sebagai akses masuk menuju pembangunan PLTU Batubara tersebut.

Aktifitas PLTU Batubara Maret 2014 silam

Begitulah, layaknya cerita usang di negeri ini, suara rakyat tak kunjung mendapat tempat yang layak untuk didengarkan apalagi terkabulkan. Meski tak henti-hentinya protes dan penolakan disampaikan oleh warga dan sejumlah organisasi lingkungan dan hukum, toh pembangunan PLTU Batubara tetap saja berjalan. Perlakuan tak menyenangkan hingga penahanan pun diterima beberapa warga yang ingin memperjuangkan haknya sebagai manusia dan sebagai warga negara untuk hidup aman serta layak di tanah kelahiran mereka sendiri. Warga di sekitar lokasi pembangunan PLTU Batubara juga terancam kehilangan mata pencaharian mereka yang mayoritas menjadi nelayan dan petani.


                                               


Aktifitas nelayan di pantai Ujungnegoro


Bapak saya, biasanya sering memancing di sekitar perairan Roban. Saya biasa memakan ikan Sembilang atau Lele laut, tak jarang Kakap Merah pun didapatnya. Betapa kekayaan laut di Batang begitu melimpah. Kelak, saat PLTU Batubara itu sudah berdiri dengan megahnya, apakah mungkin saya masih menjumpai ikan yang sudah terkontaminasi limbah PLTU itu di piring saya? Lantas kemana nelayan di sekitar lokasi pembangunan PLTU musti menjala rejeki mereka? Saya jadi ingat sebuah kalimat yang pernah menjadi tagline suatu artikel di salah satu Koran nasional, bunyinya begini, "Jika membiarkan ada orang terusir dari rumahnya, daerahnya, bubarkan saja negara!"

 Selamat memperingati hari kelahiranmu Kabupaten Batang! Semoga suara rakyatmu akan mendapat tempat yang layak, entah kapan.

 @AchiDwiastari
 Klaten, April 2014