|| || || Leave a komentar
bersih jalan slamet riyadi pasca hujan abu erupsi Gn. kelud

” Disaster Preparedness Training for Community “

|| || ,,,,,,,,, || Leave a komentar


ACT (Aksi Cepat Tanggap)
” Disaster Preparedness Training for Community “
            Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari gugusan kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kondisi geografis Indonesia yang dihimpit oleh Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta tempat bertemunya lempeng benua Asia dan lempeng benua Australia, menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran ring of fire in the world yaitu Negara yang dilewati jalur cincin api, akibatnya Indonesia sering mengalami bencana erupsi Gunung api, gempa bumi, tsunami, dsb. hal tersebut terjadi karena Indonesia sebagai titik bertemunya lempeng benua sehingga pergerakan yang ditimbulkan oleh lempeng tersebut mengakibatkan patahan, tubrukan lempeng maupun lipatan yang memicu terjadinya bencana dipermukaan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya pengetahuan untuk mengatisipasi datangnya bencana yang bisa datang kapan saja.
            Pengetahuan mengenai menejemen bencana sangat diperlukan bagi masyarakat Indonesia, untuk itu ACT (aksi cepat tanggap) sebagai salah satu lembaga dibidang kebencanaan berusaha mengenalkan pengetahuan tentang menejemen kebencanaan dalam upaya menghadapi bencana alam di Indonesia, terutama ke daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak dari bencana tersebut seperti kota Solo. Kota Solo sebagai kota terpadat kedua di Jawa Tengah setelah kota Semarang, secara geografis terletak di sebelah timur Gunung Merapi yang hanya berjarak 45 km dari puncak Merapi, Gunung Merapi merupakan Gunung api paling aktif di dunia karena setiap tahunnya gunung tersebut memuntahkan lahar panas dan abu vulkanik atau yang biasa dikenal sebagai wedus gembel. selain Gunung Merapi kota Solo juga dilintasi sungai Bengawan Solo yang terkenal lewat lagu ciptaan Alm Gesang. Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di pulau Jawa yang mengalir ke utara sampai pesisir Tuban, walaupun kota Solo terletak di hulu sungai akan tetapi jika hujan datang air limpasan dari Bengawan Solo juga kerap merendam sebagian wilayah Kota Solo. 
            Untuk itu pada tanggal 24 November 2012, ACT menyelenggarakan seminar kebencanaan dengan tema DISASTER Preparedness training for community di hotel Agas Solo. MALIMPA mendelegasikan 5 anggotanya untuk mengikuti seminar ini untuk menambah wawasan tentang ilmu  kebencanaan. pada materi pertama dijelaskan tentang pentingnya menggerakkan potensi masyarakat lokal dalam penanganan bencana dalam perspektif CBDRM. Jadi tujuannya menciptakan masyarakat sebagai basis utama dalam penaganan bencana dan mendorong masyarakat lokal dalam penanganan bencana. dan dilanjutkan dengan pelatihan kesiapsiagaan kebencanaan berbasis kemasyarakatan. kemudian materi yang terakhir yaitu bagaimana merencanakan kontinjensi dan manajemen darurat ketika bencana itu terjadi, dalam materi ini kita diberi gambaran tentang apa itu rencana kontinjensi, kapan rencana tersebut dilakukan dan proses apa saja yang ada di dalam rencana tersebut.
            Kontinjensi merupakan suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa rencana kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi tersebut. Setelah kita mengetahui apa itu rencana kontinjensi barulah kita melakukan penyusunan rencana kontinjensi. Penyusunan rencana kontinjensi dapat dilakukan segera setelah ada tanda-tanda awal akan terjadi bencana atau ketika sudah adanya peringatan dini.

Oleh : Ali Muqodas
NIA : 09.26.001 MPA

ISPA BAGI ANAK BALITA

|| || ,,,,,, || Leave a komentar
                                                             

A. Apa itu ISPA?

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah istilah untuk suatu kelompok infeksi yang menyerang sistem pernafasan.  ISPA disebabkan oleh bakteri tertentu (termasuk pertusis (batuk rejan) dan difteria) dan virus tertentu (termasuk influenza dan campak). ISPA bukan akibat dari kedinginan, atau kehujanan, tetapi kedinginan atau kehujanan dapat membuat anak lebih mudah terinfeksi kuman yang menyebabkan ISPA.

Secara global, IPSA merupakan salah satu penyebab utama kematian anak (28% kematian anak balita) dan selalu ada diantara tiga penyebab utama kematian anak di NTT, termasuk Flores. 

Lebih dari 90% anak yang meninggal akibat ISPA, meninggal karena PNEMONIA.  Penilitian sudah membuktikan bahwa mayoritas kasus pnemonia disebabkan oleh bakteri, maka dapat diobati dengan antibiotik.
Hal terpenting bagi petugas lapangan adalah cara membedakan antara kasus ISPA ringan – infeksi yang akan sembuh dengan sendirinya setelah 1-2 minggu – dan kasus IPSA berat – infeksi yang dapat menyebabkan kesakitan berat, kecacatan dan kematian. 

Bagian yang berikutnya menjelaskan cara untuk mengidentifikasi penyakit ISPA berat.

B. Gejala-gejala ISPA dan cara mengidentifikasi penyakit ISPA berat.

ISPA dapat dibagi dua kelompok (Gambar 1):

1.    ISPA bagian atas
2.    ISPA bagian bawah

Gambar 1. Sistem pernafasan
Pada umumnya, ISPA bagian atas biasanya penyakit ringan yang akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu.  Walaupun kadang penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi (gejala gawat), jarang sekali menyebabkan kematian.  Gejala-gejala penyakit ini adalah:

•    Batuk
•    Hidung beringus
•    Hidung tersumbat
•    Sakit Kepala
•    Demam ringan
•    Sakit telinga

ISPA bagian bawa jauh lebih mungkin menjadi penyakit berat dan menyebabkan sesak nafas dan kematian.  99% kematian akibat ISPA adalah kematian akibat ISPA bagian bawa.

Penting sekali mengenal anak yang menderita ISPA berat  (biasanya pnemonia) karena anak tersebut HARUS SEGERA DIOBATI.

 Cara mudah untuk mendefinisikan pnemonia adalah: BATUK + SESAK NAFAS/ NAFAS CEPAT

 Cara Mengetahui sesak nafas :
•    Batuknya melengking, kering, biasanya sering mulai pada pertengahan malam.
•    Suara batuknya tidak seperti batuk biasanya, melainkan lebih seperti gonggongan anjing laut. Suara yang timbul adalah akibat dari pembengkakan di sekitar pita suara (pangkal tenggorokan) dan batang tenggorokan.
•    Demam ringan gejala seperti sesak atau pilek selama beberapa hari
•    Suara menjadi serak dan berat yang terjadi sepanjang hari dan akan lebih buruk pada malam hari ketika anak atau bayi Anda menangis.

Cara Mengetahui Nafas Cepat:

•    Anak berumur di bawa 2 bulan: 60 kali per menit atau lebih

•    Anak berumur 2 bulan -1 tahun: 50 kali per menit atau lebih


    Anak yang menderita ISPA berat sulit menghirup udara ke dalam parunya, maka mereka bernafas lebih cepat daripada biasa.  Juga anak tersebut mungkin mengeluarkan suara aneh, pada saat udara dipaksakan ke dalam paru-paru. 

Gejala pnemonia yang lain adalah:

o    Demam dan berkeringkat
o    Rasa nyeri pada dada
o    Barusan menderita ISPA bagian atas (seperti pilek biasa)
o    Rasa nyeri pada perut bagian atas



C. Bagaimana ISPA dapat menular?

ISPA ditularkan lewat udara.  Pada saat orang terinfeksi batuk, bersin atau bernafas, bakteri atau zat virus yang menyebabkan ISPA dapat ditularkan pada orang lain (orang lain menghirup kuman tersebut.)
Ada faktor tertentu yang dapat memudahkan penularan:
•    Kuman (bakteria dan virus) yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah yang mempunyai kurang ventilasi (peredaran udara) dan ada banyak asap (baik asap rokok maupun asap api).
•    Orang yang bersin/batuk tanpa menutup mulut dan hidung akan mudah menularkan kuman pada orang lain.
•    Kuman yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah yang ada banyak orang (mis. banyak orang yang tinggal di satu rumah kecil).



D.  Bagaimana kita dapat kontrol ISPA?

i). Pencegahan

Ada dua cara pokok untuk mencegah ISPA yaitu,  immunisasi dan mengurangi faktor risiko tertentu seperti dijelaskan dalam diagram di bawa: 

Immunisasi
Setiap anak seharusnya dapat immunisai lengkap sesuai dengan jadwal Nasional.  Hal ini melindungi anak dari penyebab pokok ISPA dan membantu mencegah kurang gizi.

Mengurangi faktor risiko ISPA :

Gizi:
Anak kurang gizi lebih mungkin menderita ISPA, dan jauh lebih mungkin menderita ISPA berat, seperti pnemonia.

Pollusi udara:
Asap rokok, dan asap api meningkatkan risiko ISPA  (juga meningkatkan risiko astma).Menjauhkan anak dari asap dan meningkatkan peredaran udara dalam rumah akan mengurangi penularan

ISPA.Kebersihan:
Anak harus dijauhkan dari orang yang menderita batuk/pilek. Semua orang seharusnya tutup mulut/hidung pada saat batuk/bersin, dan sering cuci tangan.

Pola asuh anak:
Orang tua harus siap antar anak yang menderita ISPA berat ke puskesmas. Orang tua harus memastikan anaknya minum obat sampai HABIS.


ii). Pengobatan

DETEKSI DINI DAN PENGOBATAN SEGERA ISPA BERAT DAPAT MENYELAMATKAN JIWA ANAK Berarti:

1. Deteksi dini pnemonia berat dan pengobatan yang benar di rumah sakit

2. Deteksi dini pnemonia tidak berat  dan pengobatan yang benar di rumah, sesuai dengan tunjuk dokter.

Anak yang mengalami gejala-gejala ISPA berat/ pnemonia, seperti dijelaskan di atas (batuk tambah sesak nafas/ nafas cepat) harus segera dibawa ke dokter.  Dokter akan memeriksa anak dan memutuskan apakah anak tersebut harus rawat inap atau dapat diobati di rumah.  Bila anak diobati di rumah, paling penting anak diberi obat sesuai dengan jadwal dan dosis ditunjuk oleh dokter.  Bila obat tidak diberi secara benar, anak dapat tambah sakit dan mungkin harus diobati rawat inap.   

Orang tua yang merawat anak di rumah harus memperhatikan anak untuk melihat apakah gejala akan hilang.  Bila gejala tidak hilang, atau tambah berat, seharusnya anak dibawa lagi ke dokter. 

iii) Pengobatan ISPA ringan di rumah:

Anak yang menderita ISPA ringan (batuk, pilek biasa, dengan demam ringan TANPA ada masalah pernafasan) tidak usah dibawa ke puskesmas.  Dia dapat rawat di rumah:

1.    Jagalah anak supaya hangat

2.    Memberi anak banyak minum

3.    Memberi anak sirop madu-jeruk (lihatlah Kotak 1), 3 atau 4 kali sehari

4.    Bila hidung tersumbat, membersihkan lubang hidung dengan kain bersih, untuk membantu dia bernafas.

5.    Bila anak demam, memberi obat parasetemol dengan dosis yang sesuai dengan umur anak (lihatlah Kotak 2). Jangan memberi parasetemol kepada anak bila Anda belum tahu dosis yang benar.


Sumber :
Katrina Smith, tenaga VSO, untuk Yayasan Tananua Flores, Ende.  Oktober, 2005.
Editor   :
13.30.006










|| || ,,,,, || Leave a komentar
  Menguntungkan Tapi Merugikan

GADGET……

LATIHAN POTENSI SAR SURAKARTA

|| || ,,,,,,,, || Leave a komentar

LATIHAN POTENSI SAR SURAKARTA
Latihan gabungan potensi SAR yang diselenggarakan oleh BASARNAS kantor SAR kelas A Semarang. Pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 26 – 28 Maret 2013. yang ada di surakarta di ikuti oleh 52 orang dari 29 instansi yang memiliki potensi SAR Se-karisidenan Surakarta dan sekitarnya. Hari pertama dilakukan materi kelas di kantor SAR pos Surakarta, hari kedua materi kelas setengah hari dan dilanjutkan dengan aplikasi renang di kolam renang TNI AU, dan hari terakhir dilaksanakan aplikasi materi di Waduk Cengklik, Boyolali. Latihan gabungan ini dimaksudkan untuk menjalin komunikasi antara intansi SAR yang ada di Surakarta, agar ketika melakukan operasi SAR dapat berjalan dengan baik.
Pradito Keceng
NIA 09.26.004 MPA

Wawancara dengan BASARNAS

|| || ,,,,,,,,, || Leave a komentar

Wawancara dengan BASARNAS
NARASUMBER :
Nama : Yohan
Jabatan           : Humas BASARNAS Wilayah Surakarta

Ritta    : Menurut bapak apakah pengertian bencana dan relawan ??
Yohan : Menurut saya bencana adalah perilaku atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat dan disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, fisik linngkungan,kerugian harta benda dan dampat psikologis. Sedangkan relawan yaitu orang yang melakukan pencarian dan pertolongan dalam keadaan darurat baik masalah pelayaran, penerbangan dan masalah lainnya yang mengancam keselamatan jiwa manusia.
Ritta    : Bagaimanakah sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh relawan ?
Yohan   : Ya yang harus dimiliki oleh seorang relawan antara lain, skill, tanggungjawab dalam menjaga alam dan seisinya, menjunjung tinggi rasa kemannusiaan, mempunyai integritas yang tinggi mengenai tugas pokokdan fungsinya
Ritta    : Hmmm........... kemudian, apa saja tugas dan fungsi relawan ?
Yohan  : Mengenai tugas nya dapat meliputi : melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi SAR dalam kegiatan SAR itu sendiri. Sedangkan fungsi nya dapat berupa : perumusan kebijakan teknisdibidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SMC, pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasiSAR, pelaksanaaan tindak awal, pemberian bantuan SAR, koordinasi dan pengendalian operasi SAR atas otensi SAR, pelaksanan hubungan dan kerjasama dibidang potensi SAR dan operasi SAR, evaluai pemeriksaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR, dan yang terakhir pembinaan administrasi dari lingkungan Badan SAR nasional.
Ritta      :Oh ya pak untuk yang terakhir , apakah pesan yang akan bapak sampaikan kepada pembaca ?
Yohan   : Ya pesan saya supaya memelihara lingkungan dan tidak merusak alam, menjunjung nilai luhur kemanusiaan. Semoga ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Untuk struktur  di pos BASARNAS Surakarta, sudah berubah yang dulu Tipe B sekarang menjjadi Tipe A. Yang mana koorpos akan bertanggungjawab pada Kasi Ops. Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya BASARNAS juga menyelenggarakan siaga SAR antara lain: siaga komunikasi, siaga rescue, siaga ABK, siaga Heli SAR, siaga Rescue truck.
Menurut beliau SAR adalah pencarian serta pertolongan terhadap orang ataupun material yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau meghadapi bahaya dalam pelayaran dan penerbangan serta memberikan bantuan dalam penanggulangan bencana dan musibaah lainnya sesuai dengan peraturan SAR baik mencakup nasional maupun internasional.
Yang dimaksud musibah lainnya disini adalah: musibah di di gunung/hutan, sungai, pantai, sumur, jalan raya, perkeretaapian, dan bangunan. Cara pengendalian pencarian dan pertolongan korban disini dilakukan oleh BASARNAS sebagai koordinator penyelenggaraan operasi SAR yang berkoordinasi dengan instansi/organisasi terkait dan masyarakat.
Bagian-bagian SAR meliputi:
  1. SC(SAR Coordinator: kepala Basarnas
  2. Asisten SC :   As. Op,
As Intelijen
As Komunikasi
As Administrasi Coord dan logistik
  1. SMC : SAR Mission Coord oleh kepala kantor SAR setempat
  2. Staf SMC
  3. OSC : Komandan Rescu
  4. SRU : relawan-relawan
Manajemen di dunia SAR merupakan pemberdayaan sumber daya untuk pokok dan fungsi.
Adapun manajemen yang dilakukan di dunia SAR antara lain:
  1. Ops : perencanaan sebelum pergerakan
  2. Intelijen : pengumpulan data dan analisis data
  3. Komunikasi : penggunaan alat komunikasi dan elektronik SAR
  4. Logistik : pengelolaan logistik berupa makanan, BBM, prsiapan alat-alat,tenda dll.
ü  Yang dilakukan Pra pencarian :Mengevaluasi informasi kejadian/musibah, Perniagaan failitas SAR, Pencarian awal dengan Kom, Pencarian lanjut dengan Kom, Penggerakan unsur milik sendiri, Pengusualan SMC. Sedangkan yang perlu untuk diperhatikan yaitu kesiapan dan persiapan tim SAR, Respontime (kecepatan dalam pengindraan, meminimalisasi waktu untuk datang ke lokasi secara cepat tepat .
ü  Yang dilakukan saat pencarian :Operasi pencarian tanpa pertolongan, Operasi pencarian dilanjutkan operasi pertolongan, Operasi pertolongan tanpa operasi pencarian. Yang perlu diperhatikan yaitu keselamatan diri sendiri dan skill
ü  Yang dilakuakn dalam pasca pencarian : evaluasi operasi dan pembuatan laporan, operasi diberhentikan apabila waktunya sudah mencapai 7 hari pencarian, bila korban berhasil diselamatkan, telah diyakini keadaan darurat tak terjadi.  Yang perlu diperhatikan yaitu :  meminimalisasi korban agar tak bertambah banyak, menentukan lokasi musibah yang terjadi /keakuratan letak posisi, mengevakuasi dan mnyerahkan korban ke rumah sakit.
Tolok ukur keberhasilan operasi SAR:
  1. Kecepatan: cepat menemukan lokasi dan cepat memberikan bantuan. Kecepatan penyelenggaraan operasi dihitung mulai dari kejadian dilaorkan sampai pengerahan unsur SAR oleh SMC
  2. Ketepatan : keakuratan dalam melakukan perhitungan/SAR planning
  3. Keberhasilan operasi : seberapa besar resiko korban dapat dikurangi. Dapat diukur dari banyaknya korban, biaya yang diperlukan dan manfaat yg didapat.
Beliau menyampaikan saran untuk relawan-relawan di luar sana agar tetap solid menjalankan tugas kemanusiaan serta tetap mengutamakan keselamatan diri sendiri sebelum menolong orang lain.
Oleh : Ritta Rum Rika

Kenangan masuk gerbangmu

|| || ,,,,,, || Leave a komentar

Kenangan masuk gerbangmu

Di bawah payung langit yang bertaburan bintang
Nampak rembulan tersenyum kearahku
Dalam bayangan kesunyian menghampiri anganku
Kerinduan yang begitu mendalam

Begitu kusam dan buluknya kau kutemukan di almari gudangku.
Sungguh kasian dirimu disini sekarang.
Terasingkan dan tak bisa keluar lagi.
Masih bisakah kau menemaniku lagi?

Kau dulu  yang menemani hari2 ku bersama enam kawan ku
kau membantuku membawa alat yang begitu banyak
warna hijau dan hitam serta perutmu memperlihatkan ketidakah
meski kadang membuat aku merasa terbeban karena kemalasan

kau dulu  yang menerangi ku dalam kegelapan malam
kesetiaanmu sudah tak kuragukan lagi
kerena hanya kau yang bisa mengobati ardenalin
meski sekarang dirimu sudah tak mao mengeluarkan cahaya
kau tetap sahabat ku

kau dulu  yang menyembuhkan ku dari rasa lapar dan haus
nasi yang begitu banyak kau dapatkan, hingga harus ku habiskan bersama enam kawan ku
gara2 piring pecah karena sepatu, jadi kau yang menemaniku dech


Kaki melangkah tanpa tau arah tujuan
Bola mata hanya bisa melihat keseraman mu
Gendang telinga hanya bisa mendengar teriakan mu

hari tanpa hari
apa lagi untuk menghabiskan waktu tujuh hari
Satu menitpun terasa sangat lama
Garam jadi bumbu dapur yang paling special
Daun dan ranting jadi tempat istirahat kami
Wortel busuk menjadi sebutan kami

Perjuangan awal yang begitu berat akan ringan masa datang
Keiklasan hati mengantarkan tercapainya mimpi

Dear  Tri25

GOA PERTAMAKU

|| || ,,,,,,,,,,,,,,, || Leave a komentar

GOA PERTAMAKU
Goa, suatu kata yang tak asing buat semua orang, tetapi apa yang ada di dalamnya hanya beberapa orang saja yang tahu dan bisa menikmatinya sepertihalnya diriku yang begitu awam tentang hal itu. Pengalamanku masuk goa pertama begitu kikuk dan sedikit ada kecemasan, ketakutan. Goa pertama yang kususuri adalah Luweng Jomblang di Semanu Gunung Kidul. Saat menuruni (Descending) rasanya agak deg-degan, gimanaa gitu.... Walaupun sebelum turun ke goa saya beserta temen-temen angkatan 29 sering latihan, tapi tetep rasa di wall dengan di dindinggoa sangat berbeda “itu menurutku”.
Di Goa Jomblang yang kami temui sebuah hutan yang terdapat di dasar sumuran sedalam ±70 m dengan lebar lebih dari 50 m menurut data dan cerita yang kita dapat, terdapatnya hutan di dasar sumuran tersebut dikarenakan colepsnya. Atap goa (runtuh) karena kikisan air atau memang batunya mulai terkikis dan rapuh oleh sebab itu hutan beserta tanah yang terdapat diatas goa terperosok ke dalam sehingga didalam ada beberapa tumbuhan yang sudah punah.
Di Goa Jomblang ternyata ada dua lorong yang satu tembus ke goa grubuk dan yang satunya nggak tahu kemana..... Kami menyusuri dan memetakan lorong sehingga tembus ke goa grubuk dan di goa grubuk kami temui ornamen goa yang cukup besar yaitu sebuah guardam dengan warna yang cukup bersih apalagi saat disoroti cahaya matahari yang masuk dari entrancenya yang orang-orang bilang cahaya surga. Guardam tersebut seperti menyatu dengan percikan air perkolasi yang menetes terus dari atas dan masih membentuk ornamen tersebut, disitulah aku sadar bahwa didalam goa memang indah dan diluar ada bak surga didalam perut bumi, hal itu membuatku ingin menyusuri goa lagi. Hari mulai gelap kami kami harus kembali kepermukaan saat menunggu teman-teman naik terdapat sensasi yang begitu unik apalagi saat menanggung dan menjadi orang terakhir didalam goa rasanya hmmmmpppp...... “MANTAP”. Kegiatan pun usai kami kembali ke desa terdekat dan berpamitan dengan kepala desa dan kembali kekampus dengan pengalaman baru dan keinginan baru.
AKIP “Mr.G”
NIA 12.29.002 MPA

ALTRUISME PADA RELAWAN MAHASISWA

|| || ,,,,,,,,, || Leave a komentar

ALTRUISME PADA RELAWAN MAHASISWA
Seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi pada saat ini semakin banyak individu yang mementingkan dirinya sendiri atau berkurangnya rasa tolong menolong antara sesama. Globalisasi juga berperan membuat hubungan antar sesama manusia menjadi semakin rumit. Kerumitan ini dapat menciptakan stress dan kekerasan-kekerasan yang kadang-kadang disebabkan oleh hal-hal sepele dan aneh. Semakin berkembangnya aktivitas pada setiap orang, maka akan semakin sibuk dengan urusannya sendiri, yang memunculkan sifat atau sikap individualisme yang menjadi ciri manusia modern. Akankan budaya tolong menolong ini akan punah seiring dengan kemajuan peradaban dunia? Padahal sebagai makhluk sosial, manusia sudah ditakdirkan untuk selalu membutuhkan orang lain.
           Perilaku menolong yang mungkin diberikan kepada orang lain sangat bermacam-macam jenisnya. Ada yang disebut dengan Altruisme yaitu tindakan sukarela untuk membantu orang lain tanpa pamrih, atau ingin sekedar beramal baik, dimana tindakan yang akan digolongkan sebagai tindakan altruistik ini tergantung dari niat si penolong. Ada juga tindakan Prososial yaitu tindakan menolong orang lain yang terlepas dari motif si penolong.
            Perilaku menolong ini sangat nampak ketika pada tahun 2010 yang lalu terjadi bencana alam di Indonesia, lebih tepatnya di daerah Yogyakarta, yaitu meletusnya Gunung Merapi yang menimbulkan terjadinya pengungsian besar-besaran dari daerah yang terkena dampak letusan ke daerah yang lebih aman bagi pengungsi. Banyak sekali masyarakat di Indonesia yang serta merta ingin membantu para pengungsi, entah itu berupa bantuan logistik maupun bantuan berupa upaya terjun langsung ke lokasi pengungsian dengan menjadi relawan.
            Dari sekian banyak elemen masyarakat di Indonesia, ada juga bantuan yang datang dari mahasiswa dengan terjun langsung sebagai relawan. Salah satu universitas yang menerjunkan mahasiswanya untuk menjadi relawan adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kegiatan relawan di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini tampak pada beberapa UKM yang bergerak di pecinta alam. Sebagai contoh adalah MALIMPA atau Mahasiswa Muslim Pecinta Alam.
            Aktivitas sukarelawan yang dilakukan oleh masing-masing UKM sendiri beraneka ragam. Salah satu anggota MALIMPA, yaitu Dian Pradita dari fakultas KIP Akuntansi menjelaskan bahwa semenjak dia bergabung dalam MALIMPA ini, sudah delapan kali terjun dalam aktivitas sukarelawan. Peristiwa yang melibatkan Dian dalam aktivitas sukarelawan ini antara lain ketika bencana alam gempa bumi di Padang, Sumatera Barat dan bencana alam meletusnya Gunung Merapi tahun 2010 yang lalu. Selain itu bencana-bencana alam yang lain adalah ketika musibah banjir di sekitar Surakarta yang sering terjadi ketika musim penghujan tiba. Aktivitas sukarelawan yang dilakukan oleh MALIMPA seringkali dilakukan secara spontan, artinya ketika mendapatkan informasi tentang suatu bencana, mereka langsung menginformasikannya kepada seluruh anggota, setelah itu mereka semua berkumpul untuk membicarakan mengenai bantuan yang akan diberikan. Jika musibah yang terjadi berlangsung lama, maka akan terjadi koordinasi yang dipimpin langsung dari pusat UMS yang akan diteruskan ke masing-masing fakultas.
            Yusuf Usman, anggota dari UKM pecinta alam Rechta di Fakultas Hukum mengatakan bahwa aktivitas sukarelawan yang telah ia jalani semenjak masuk di unit kegiatan mahasiswa ini ada beberapa kali, yaitu ketika bencana alam di Merapi, kemudian banjir di Sragen dan di Bengawan Solo dan peristiwa hilangnya seorang pendaki di Gunung Lawu. Ketika melakukan aktivitas sukarelawan, Yusuf mengatakan bahwa awalnya akan diadakan koordinasi dari ketua untuk membicarakan mengenai bantuan dan mengenai siapa saja anggota yang dapat ikut serta dalam kegiatan sukarelawan tersebut.
            Aktivitas sukarelawan lain dilakukan oleh UKM Psychopala, yang diketuai oleh Hasan. Se
menjak Hasan menjadi ketua UKM ini, telah beberapa kali melakukan kegiatan sebagai seorang relawan, yaitu ketika bencana alam gunung meletus di gunung Merapi dan ketika bencana banjir di Solo Baru. Hasan mengatakan bahwa untuk melakukan aktivitas sukarelawan ini, terlebih dahulu diakukan koordinasi untuk memutuskan apakah tim dari Psychopala ini akan bekerjasama dengan tim dari universitas atau akan bergerak secara intern (hanya tim dari Psychopala).
            Dilihat dari statusnya, mahasiswa merupakan seseorang yang masih memiliki kewajiban-kewajiban yang dipikul sehingga terkadang, ketika mereka terjun sebagai relawan maka tidak jarang akan mempengaruhi atau malah meninggalkan kewajiban-kewajiban meraka. Sebenarnya apa yang melandasi mereka, para relawan mahasiswa ini untuk ikut terjun sebagai relawan? Dari penelitian yang telah saya lakukan, maka diperoleh beberapa motif yang melandasi para mahasiswa yang terjun sebagai relawan. Antara lain:
1.      Altruisme pada relawan mahasiswa terjadi akibat adanya suatu proses sebagai berikut:
a        Empati ,yaitu ketika mereka mendengar bahwa telah terjadi bencana, maka mereka merasakan suatu perasaan sedih dan terharu karena mereka membayangkan bagaimana jika merekalah yang menjadi korban dari bencana itu.
b        Setelah mereka merasakan adanya empati terhadap para korban, mereka mempunyai keinginan untuk memberikan bantuan dengan terjun langsung sebagai relawan di lokasi bencana tersebut. Bantuan yang mereka berikan antara lain berupa logistik, tenaga dan alat-alat pencarian korban.
c         Pada saat mereka terjun, banyak sekali kepentingan pribadi yang mereka korbankan seperti, mereka berada di lokasi bencana dalam waktu yang tidak ditentukan, padahal pasa saat itu mereka masih dalam masa ujian tengah semester, selain itu mereka meninggalkan masa perkuliahan yang aktif, sehingga mereka ketinggalan materi perkuliahan pada saat itu. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk meringankan beban para korban yang mereka tolong.
2.      Faktor yang mempengaruhi altruisme pada mahasiswa yang menjadi relawan adalah nilai moral, faktor tanggung jawab serta adanya norma timbal balik.
Dari dua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa yang memutuskan untuk terjun sebagai relawan, mereka memang hanya mempunyai motif untuk meringankan beban atau penderitaan orang lain. Dengan demikian, walaupun perkembangan dunia semakin pesat, hal ini tidak akan menghilangkan budaya menolong orang lain, karena manusia memang ditakdirkan untuk saling membutuhkan.
Menjadi Relawan
Relawan bencana sangatlah dibutuhkan dalam sebuah bencana, baik dalam bencana skala kecil maupun bencana skala besar. Menjadi seorang relawan itu sangatlah mudah, tinggal bagaimana kita sendiri menyikapinya. Untuk menjadi seorang relawan ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain:
1.      Mempersiapkan diri sendiri dahulu sebelum menolong, baik secara fisik dan mental.
2.      Memiliki keterampilan untuk bisa menolong korban yang luka dan melengkapi diri Anda dengan alat-alat P3K.
3.      Mencoba bergabung dengan relawan yang lain dan saling tukar pikiran cara-cara menolong korban.
4.      Harus bisa disiplin dan bisa bekerja sama antar relawan yang satu dengan yang lain.
5.      Hilangkan keegoisan.
6.      Bersunggung-sungguh.
7.      Ikhlas dalam menolong korban tanpa mengharapkan suatu imbalan.
Nah dari uraian di atas bukankah mudah bagi kita untuk menjadi seorang relawan.

Penulis : Hapsari, Monica Mundi (2011) Altruisme pada Relawan Mahasiswa Skripsi, Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

KAJIAN ROHANI DAN KOORDINASI PKD

|| || ,,,,,,,,,,, || Leave a komentar

KAJIAN ROHANI DAN KOORDINASI PKD

Dibulan puasa tahun ini, MALIMPA mengadakan kegiatan KAJIAN ROHANI  yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan KOORDINASI PKD yang dihadiri teman-teman MAPALA Tingkat Universitas Se-Jateng. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18 Juli 2013 di area kampus 1 UMS. Tema untuk kajian rohani adalah Pecinta Alam dalam pandangan Islam  dengan pembicara Drs. M. Yusron M.Ag dosen Fakultas Agama Islam-UMS atau yang sering disebut dengan panggilan bang Otong.

Kado Kecil untuk MALIMPA dan LINGKUNGAN

|| || ,,,,,,,, || Leave a komentar

Kado Kecil untuk MALIMPA dan LINGKUNGAN

Dengan melihat kondisi lingkungan yang sekarang iki semakin tercemari oleh limbah-limbah yang disebabkan oleh manusia, anggota MALIMPA mengadakan beberapa rentetan acara yang cukup besar untuk memperingati hari jadi MALIMPA yang ke-34 tahun. Acara yang dilakukan bernuansa tentang alam, sesuai dengan kehidupan dimana kita berpijak. Dengan kegiatan ini nanti, diharapkan anggota MALIMPA dan semua manusia yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini maupun masyarakat luas dapat lebih peduli dengan lingkungan alam. MALIMPA membuat 3acara yang dilaksanakan dalam 1 bulan, yaitu MILAD KE-34 MALIMPA, SEMINAR NASIONAL dan LOMBA FOTOGRAFI.
Kegiatan yang pertama adalah LOMBA FOTOGRAFI yang dilakukan pendaftaran dan pengumpulan foto pada hari Selasa, 21 Mei 2013 dengan tema “ Pencemaran Lingkungan”. Dari 11 peserta yang daftar dan tiap peserta mengirimkan lebih dari 2 foto, hanya 3 yang menjadi pemenang yaitu juara 1 adalah Andy Achmad Romadhoni dari Semarang , juara 2 adalah Apris Nur Rakhmadani dari purwokerto , juara 3 adalah, Apris Nur Rakhmadani dari purwokerto juga dari hasil foto pemenang-pemenang itu, dipulikasikan pada MILAD MALIMPA yang ke-34 tahun.
Kegiatan yang kedua adalah Seminar Nasional dengan TEMA “PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN : ANTARA ATURAN DAN KEBIJAKAN”. Kegiatan seminar ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal 22 Mei 2013 di Auditorium Muhammad Djazman-UMS. Dengan 3 pembicara, yaitu : (1) Bapak H.Ibnu Multazam dari DPR RI KOMISI IV yang kebetulan juga beliau alumni UMS juga, beliau membahas tentang “Aturan dan Kebijakan pemerintah dengan adanya AMDAL secara transparansi, yaitu  aturan dan kebijakan seperti apa yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam meminimalisir pencemaran lingkungan”. (2) Ibu Dr. I Gusti Ayu K R H, SH, MM dari dosen Fak.Hukum UNS, beliau membahas tentang “Pandangan dari Sudut Pandang Akademik dan Tinjauan Hukum Lingkungan mengenai AMDAL yang sudah diberlakukan oleh pemerintah disekitar kita”. (3) Bapak Istianto, SS dari LSM Hijau Bumi Manusia, beliau membahas tentang “Pandangan Masyarakat mengenai AMDAL yang sudah diberilakukan oleh pemerintah, pandangan masyarakat dengan terjadinya pencemaran lingkungan”. Untuk pesertanya pun bersifat nasional dan umum dari kalangan OPA, SISPALA, MAPALA, DINAS, dan masyarakat sekitar.

Kegiatan yang ketiga adalah MILAD MALIMPA yang ke-34 tahun, dimana kita sebagai anggota MALIMPA mengadakan malam tasyakuran untuk memperingati hari jadi organisasi kita ini pada hari Jum’at, 24 Mei 2013 yang dihadiri oleh MAPALA se-Surakarta, jogja dan semarang, MAPALA PTM, dan SISPALA, SAR, dan Dinas yang berhubungan dengan MALIMPA. Diacara malam tasyakuran itu mengambil tema “ Lintas Generasi Menggapai Asa, Limitless Journey” dengan mengadakan pameran foto hasil lomba foto yang dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan dan menyuguhkan penampilan lucu dari teman-teman PPL-IAIN Surakarta. Suasana yang meriah dan hangat itu berjalan dengan lancar di dalam GOR kampus 2 UMS.
Dengan adanya ke-3 kegiatan itu, MALIMPA mengharapkan bertambahnya kesadaran anggota MALIMPA dan semua orang yang mengikuti acara maupun yang membaca tulisan ini lebih peduli akan lingkungan sekitar. Peduli dan sadar untuk tidak menambahi pencemaran lingkungan ini dengan tingkah laku kita yang merugikan lingkungan. Bagi yang ingin lebih tahu tentang pembahasan dalam seminar nasional yang diadakan MALIMPA bisa datang ke MALIMPA.
Oleh : Novia_Suwastika
NIA 11.28.003 MPA

PUBLIKASI PPA dan MASTA 2013

|| || ,,,,,,,, || Leave a komentar

PUBLIKASI  PPA dan MASTA 2013

Setiap tahunnya MALIMPA mengadakan kegiatan publikasi rutin yang diselenggarakan untuk memperkenalkan MALIMPA kepada mahasiswa mabu UMS dan sekaligus rekuitmen bagi MALIMPA dan penyampaian pesan-pesan lingkungan hidup. Kegiatan publikasi tersebut ialah MASTA(Masa Ta’aruf) yang dilakukan pada tanggal 21-22 dan 22-23 Agustus 2013 dan PPA(Perkenalan Program Akademik) dilaksanakan pada tanggal 28-31 Agustus 2013. Dengan adanya kegiatan ini. Antusias mahasiswa baru untuk mengikuti Organisasi MALIMPA sangat besar, terbukti dengan banyaknya pendaftar ± 600 orang.